REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Dewan Pemilihan Nasional mengatakan, tanggal pemilihan yang dijadwalkan pada 20 Agustus tidak dapat diubah kendati ada situasi darurat. Menteri Pertahanan Luis Lara mengatakan, angkatan bersenjata dikerahkan di seluruh negeri sampai akhir proses pemilihan.
"Warga memiliki jaminan bahwa angkatan bersenjata akan memberikan keamanan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemungutan suara, pemungutan suara Ekuador akan menjadi respons terbaik terhadap mafia dan sekutunya," kata Lara.
Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio tewas ditembak saat meninggalkan acara kampanye pada Rabu (9/8/2023) di sebuah fasilitas pendidikan di Quito utara. Sembilan orang lainnya, termasuk seorang calon legislatif dan dua petugas polisi, terluka. Villavicencio adalah seorang kritikus vokal terhadap korupsi dan kejahatan terorganisasi.
Penembakan fatal pada Rabu (9/8/2023) malam terjadi dua minggu sebelum pemilihan. Insiden ini telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh negara Amerika Selatan dan menyebabkan beberapa kandidat presiden lainnya menangguhkan kampanye. Satu pelaku penembakan tewas ditembak polisi, sementara enam lainnya telah ditangkap.
Tersangka yang tewas telah ditangkap atas tuduhan senjata pada Juli. Sementara enam orang yang ditahan adalah anggota kelompok kejahatan terorganisir. Kantor pers polisi pada Kamis (10/8/2023) mengonfirmasi para pelaku adalah warga negara Kolombia.
"Polisi nasional sekarang memiliki penangkapan pertama dari dugaan pembuat materi dari peristiwa keji ini dan akan menggunakan semua kapasitas operatif dan investigasi untuk menemukan motif kejahatan ini dan penulis intelektualnya," kata Menteri Dalam Negeri Ekuador, Juan Zapata kepada wartawan.
Keterlibatan warga negara Kolombia dalam pembunuhan tersebut mengingatkan pada pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise pada 2021. Moise dibunuh di rumahnya oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Haiti-Amerika.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan, kejahatan itu merupakan upaya untuk menyabotase pemilihan umum. Pemungutan suara akan berjalan sesuai rencana pada 20 Agustus, meskipun di tengah keadaan darurat nasional.
Lasso menyatakan masa berkabung selama tiga hari. Lasso telah meminta bantuan Biro Investigasi Federal AS untuk penyelidikan. Delegasi FBI akan tiba di Ekuador untuk membantu penyelidikan.
Kekerasan di Ekuador telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota di sepanjang rute penyelundupan narkoba seperti Guayaquil dan Esmeraldas. Warga setempat mengatakan, mereka hidup dalam ketakutan. Beberapa negara Amerika Latin telah melihat masalah serupa sejak pandemi virus korona.
Partai Villavicencio, Movimiento Construye, mengatakan, partai sedang berdiskusi apakah akan menunda kampanye karena kekerasan politik. Sementara dewan pemilihan mengatakan, partai dapat memilih kandidat lain.
Tetapi surat suara dengan nama serta foto Villavicencio telah dicetak dan didistribusikan. Movimiento Construye mengatakan, mereka membutuhkan waktu sebelum membuat keputusan tentang pemungutan suara dan meminta pengawasan internasional atas penyelidikan terhadap pembunuhan Villavicencio.
"Satu-satunya kenyamanan yang tersisa bagi kami adalah memilih dengan gagah berani dan melihat keadilan ditegakkan di kotak suara," kata pernyataan Movimiento Construye.
Villavicencio mendapat dukungan 7,5 persen dalam jajak pendapat, sehingga menempatkannya di urutan kelima dari delapan kandidat. Jenazahnya akan diserahkan kepada dua orang yang dipilih oleh istrinya, termasuk pengacaranya.