REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki pada Ahad (14/8/2023) mengatakan situasi tegang di perbatasan antara Polandia dan Belarus adalah akibat dari rencana bersama Minsk dan Moskow untuk mengganggu stabilitas negaranya dan Uni Eropa (EU).
“Selama lebih dari dua tahun, Polandia telah mengalami serangan di perbatasan timurnya,” kata Morawiecki kepada harian Italia Corriere della Sera.
Pada pekan lalu, Polandia mengatakan mereka telah mengirim 10 ribu tentara ke daerah perbatasan untuk meningkatkan keamanan dalam menghadapi provokasi yang meningkat di perbatasan negaranya dengan Belarusia. Tuduhan ini telah dibantah oleh Minsk.
Morawiecki menambahkan, Rusia dan Belarusia secara sengaja memanfaatkan imigran untuk menyerang struktur keamanan Polandia dan memecah belah persatuan Uni Eropa.
Ia mengatakan jumlah imigran yang berusaha melintasi perbatasan secara ilegal dari Belarusia ke Polandia tahun ini mencapai sekitar 16 ribu orang.
Polandia telah menghadapi gelombang migran yang melintasi perbatasan timurnya dengan Belarusia sejak 2021. Warsawa menuding Minsk mengorganisir penyeberangan ilegal tersebut.
Terkait kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, yang saat ini dilaporkan berada di Belarusia, Morawiecki mengatakan bahwa baru-baru ini ada lebih dari seratus petempur Wagner yang bergerak menuju Celah Suwalki, dekat perbatasan Polandia.
"Ini bisa menjadi fase selanjutnya dari serangan hibrida yang sedang berlangsung di Polandia," kata Morawiecki.
“Kami telah melihat apa yang dapat mereka (tentara Wagner) lakukan di Afrika dan Ukraina," tambahnya.
Dia menambahkan tentara Wagner merupakan ancaman bagi negaranya karena mereka dapat menyamar sebagai penjaga perbatasan Belarus dan membantu imigran ilegal memasuki Polandia.
“Mereka juga dapat melatih imigran untuk memprovokasi dan menyerang badan-badan pemerintah Polandia. Mereka dapat mencoba melintasi perbatasan, berpura-pura menjadi imigran ilegal dan kemudian mencoba membuat negara kita tidak stabil,” kata dia.