REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Ratusan penentang Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, berbaris di ibu kota Polandia, Warsawa, pada Rabu (9/8/2023). Mereka menandai ulang tahun ketiga upaya untuk menggulingkan pemerintahan Lukashenko dalam pemilihan umum Belarusia yang gagal. Hingga saat ini mereka menganggap Pemilu Belarusia telah dicurangi.
Protes berlangsung selama berbulan-bulan setelah Lukashenko mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden pada 9 Agustus 2020. Negara-negara Barat mendukung tuntutan para pengunjuk rasa untuk pengalihan kekuasaan secara damai dan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Belarusia.
Pasukan keamanan Lukashenko menindak keras aksi protes tersebut, sehingga memicu eksodus massal warga Belarusia, yang sebagian besar menetap di negara tetangga, Polandia.
"Ini adalah hari yang sangat penting, tiga tahun sejak dimulainya protes kami terhadap Lukashenko, yang mencuri pemilihan umum kami, negara kami," kata seorang dokter berusia 54 tahun, Sviatlana Mishurova.
"Kami ingin negara kami bebas, sehingga orang-orang di negara kami bebas memilih presiden mereka," ujarnya.
Para demonstran mengibarkan bendera merah putih Belarusia yang bersejarah, yang kini menjadi simbol oposisi. Salah satunya bertuliskan slogan "Untuk kebebasan kami dan kebebasan Anda".
Lukashenko telah memerintah Belarus dengan tangan besi sejak 1994, menggunakan pasukan keamanan untuk mengintimidasi, memukuli, dan memenjarakan musuh-musuhnya atau memaksa mereka melarikan diri ke luar negeri.
Para penentang Lukashenko yang diasingkan bertemu di Warsawa pada hari Ahad lalu, untuk menunjukkan persatuan dan merencanakan strategi termasuk penerbitan paspor "Belarus Baru".
Didirikan pada Agustus 2022 oleh Sviatlana Tsikhanouskaya, pemerintah Belarusia yang mendeklarasikan diri sebagai negara pengasingan telah membuka lebih dari 20 kedutaan besar alternatif dan pusat informasi di luar negeri.
Meskipun oposisi disatukan oleh kemarahan mereka terhadap pemerintahan Lukashenko, mereka terpecah dalam hal taktik, dengan beberapa orang mengatakan bahwa sudah waktunya untuk melakukan lebih banyak hal untuk mengorganisir perlawanan bersenjata.