Senin 14 Aug 2023 20:28 WIB

Keluar Suara dan Bunyi dari Dalam Tanah di Sumenep, BMKG: Fenomena Alam, tidak Merusak

BMKG menyebut fenomena alam tanah bersuara di Sumenep tidak ubah struktur tanah.

Fenomena alam berupa suara dan bunyi di dalam tanah yang terjadi di Sumenep, Jawa Timur, disebut tidak mengubah struktur tanah.
Foto: IRWANSYAH PUTRA/ANTARA
Fenomena alam berupa suara dan bunyi di dalam tanah yang terjadi di Sumenep, Jawa Timur, disebut tidak mengubah struktur tanah.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pasuruan menyebut fenomena alam berupa suara dan bunyi di dalam tanah di Desa Moncek Tengah, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tak merusak struktur tanah. "Kami sudah mendapat data hasil rekam seismograf (time digital seismograph) yang dipasang di lokasi. Analisa sementara kami, fenomena alam tersebut tak sampai merusak struktur di dalam tanah," kata Analis Geofisika BMKG Pasuruan, Tofa di Sumenep, Senin (14/8/2023).

Pada Sabtu lalu, fenomena alam berupa suara dan getaran dari dalam tanah terjadi di Dusun Tengah RT 07/RW 02 Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep. Fenomena alam tersebut, sebagaimana rilis dari Polres Sumenep, terdengar dan terasa di lima rumah warga setempat dengan durasi waktu selama 45 menit sejak pukul 09.45 WIB hingga 10.30 WIB.

Baca Juga

BMKG Sumenep langsung berkoordinasi dengan tim geofisika BMKG dan selanjutnya personel dari BMKG Pasuruan turun ke lokasi guna observasi pada Ahad lalu. Mereka lalu memasang seismograf di lokasi fenomena alam berupa suara dan getaran dari dalam tanah itu untuk pengambilan data.

Tofa menjelaskan, jenis batuan di lokasi munculnya suara dan getaran di dalam tanah tersebut berkategori sangat keras dan selanjutnya tidak terpengaruh dengan adanya fenomena alam yang terjadi dua hari lalu itu.

"Tidak ada perubahan struktur di dalam tanah maupun dampak terhadap bangunan di atas lokasi suara bunyi dan getaran. Kawan-kawan wartawan bisa lihat sendiri. Tidak ada kerusakan bangunan," ujarnya, menerangkan.

Namun, kata dia, hasil analisa tersebut butuh olah data lebih lanjut dan bisa dikompilasikan dengan hasil kerja dari tim lain yang akan didatangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.

"Mohon waktu untuk dilakukan kajian lagi yang lebih mendalam. Dulu memang pernah ada kejadian serupa di daerah lain di Jawa Timur dan intensitas-nya memang jauh lebih besar. Ini (di Desa Moncek Tengah) kecil," demikian Tofa, menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement