REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kaum kafir di Makkah kesulitan untuk menjatuhkan perjuangan dan kesabaran Nabi Muhammad SAW serta umat Islam.
Sejak memuncaknya permusuhan antara kaum kafir Quraisy di Makkah dengan Nabi Muhammad SAW, terpikir oleh kaum kafir untuk menyusun alat propaganda anti Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW yang ditulis oleh Muhammad Husain Haekal, disebutkan suatu ketika, beberapa orang dari kalangan Quraisy datang berunding dan mengadakan pertemuan di rumah Walid bin al-Mughirah.
Maksudnya supaya dalam menghadapi Nabi Muhammad SAW itu satu sama lain di antara mereka tidak bertentangan, dan tidak saling mendustakan mengenai apa yang harus mereka katakan kepada orang-orang Arab yang datang pada musim ziarah itu.
Di antara kaum kafir Quraisy, ada yang mengusulkan, supaya dikatakan saja, bahwa Nabi Muhammad SAW itu dukun. Tetapi Walid menolak pendapat ini, sebab apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW bukan kumat-kamit seperti seorang dukun.
Kemudian kaum kafir mengusulkan lagi, agar dibuat propaganda bahwa Nabi Muhammad SAW itu orang gila. Walid pun menolak pendapat ini, sebab gejala atas tuduhan orang gila tidak tampak pada diri Nabi Muhammad SAW yang sangat baik akhlak dan fisiknya.
Ada lagi kaum kafir yang menyarankan supaya Nabi Muhammad SAW dikatakan sebagai tukang sihir. Pendapat ini juga ditolak Walid, sebab Nabi Muhammad SAW tidak mengerjakan rahasia juru tenung atau sesuatu pekerjaan tukang-tukang sihir.
Sesudah terjadi diskusi akhirnya Walid mengusulkan supaya kepada peziarah-peziarah orang-orang Arab itu dikatakan bahwa dia (Nabi Muhammad) seorang juru penerang yang mempesonakan.
Apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW merupakan pesona yang akan memecah-belah orang dengan orang tuanya, dengan saudaranya, dengan isteri dan keluarganya.
Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar
Menurut Walid, apa yang dituduhkan terhadap Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada orang-orang Arab pendatang itu merupakan bukti, sebab penduduk Makkah sudah ditimpa perpecahan dan permusuhan. Padahal sebelum itu penduduk Makkah merupakan suatu contoh solidaritas dan ikatan yang paling kuat.
Pihak kafir Quraisy pada musim ziarah itu segera menyongsong orang-orang yang datang berziarah ke Makkah dengan memperingatkan mereka jangan mendengarkan perkataan Nabi Muhammad SAW dan pesona bahasanya. Jangan sampai mereka itu mengalami bencana seperti yang dialami penduduk Makkah dan menjadi api fitnah yang akan membakar seluruh jazirah Arab.
Akan tetapi, propaganda begini tidak dapat berdiri sendiri, juga tidak dapat melawan penerangan yang mempesonakan yang sudah dipercayai orang-orang.
Kalau memang kebenaran yang dibawa oleh penerangan Nabi Muhammad SAWyang mempesonakan itu, apa salahnya orang mempercayainya?