REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salafus shalih ialah para pendahulu yang saleh sangat berbakti kepada orang tuanya. Itu karena mereka taat kepada Allah SWT dan mengamalkan sunnah nabi Muhammad SAW. Di antara orang itu adalah Abu Hurairah.
Dalam buku “Tuntunan dan Kisah-Kisah Teladan” dijelaskan bahwa Abu Hurairah adalah seorang sahabat yang mulia. Baktinya kepada ibunya terekam dalam kitab Adab al- Mufrad karya Imam Bukhari sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Abu Murrah-Maula abu Hurairah-bahwa Abu Hurairah pernah ditugaskan khalifah Marwan saat berada di Dzul Hulaifah. Abu Hurairah tinggal di sebuah rumah, sedangkan ibunya tinggal di rumah yang tak jauh dari rumahnya.
Jika Abu Hurairah keluar, dia berdiri di depan pintu rumah ibunya, lalu dia berkata: “Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkahan Allah senantiasa tercurah untukmu, wahai ibuku.”
Ibunya menjawab, “Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkahan Allah juga tercurah untukmu, wahai anakku.”
Abu Hurairah berkata, “Semoga Allah merahmatimu, sebagaimana engkau telah mendidikku saat masa kecil.”
Ibunya lalu menjawab, “Semoga Allah pun rahmatimu sebagaimana engkau telah berbakti kepadaku setelah dewasa.” Demikian juga jika Abu Hurairah hendak masuk ke dalam rumahnya, dia melakukan perbuatan seperti yang telah disebutkan itu.
Dalam kitab Adab al-Mufrad pun dijelaskan sebagai berikut bahwa diriwayatkan dari Abu Hazm bahwa Abu Murrah, budak Ummu Hani putri Abu Thalib, mengabarkan kepadanya (Abu Hazm), bahwa dirinya (Abu Murrah) pernah berkendara bersama Abu Hurairah menuju tanah Aqiq.
Saat abu Hurairah memasuki kampung halamannya, dia berteriak dengan suara yang lantang. “Semoga keselamatan rahmat dan keberkahan Allah tercurah untukmu wahai ibuku.”
Ibunya membalas, “Semoga keselamatan rahmat dan keberkahan Allah juga tercurah untukmu.”
Abu Hurairah berkata lagi, “Semoga Allah merahmatimu, sebagaimana engkau telah mendidikku saat aku masih kecil.”
Ibunya menjawab, “Semoga untukmu juga, wahai anakku. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik kepadamu serta meridhaimu, sebagaimana engkau telah berbakti kepadaku setelah engkau dewasa.”
Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar
Dalam kitab Adab al-Mufrad juga dijelaskan bahwa Abu Hurairah selalu memohonkan ampunan untuk ibunya.
Diriwayatkan dari Ghalib, dia berkata: Muhammad bin Sirin berkata, “Pada suatu malam kami pernah berada di dekat Abu Hurairah. Abu Hurairah berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah aku, ibuku, dan orang-orang yang memohonkan ampunan untuk keduanya’.”
Muhammad berkata kepadaku, “Marilah kita memohon ampunan untuk Abu Hurairah dan ibunya agar kita termasuk orang yang ada dalam doa Abu Hurairah.” (Adab al-Mufrad, karya Bukhari jilid I halaman 58 nomor 38).
Diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Abu Hurairah biasanya menggendong ibunya ke tempat buang air (setiap kali ibunya ingin membuang hajat), lalu menurunkannya di sana. Hal itu dilakukan lantaran ibunya adalah seorang wanita yang buta.” (Birr al-Walidain, Ibnu al-Jauzi).