Rabu 16 Aug 2023 11:42 WIB

Sentil Istilah 'Pak Lurah', Jokowi: Saya Bukan Lurah, Saya Presiden

Jokowi menerima nasib seorang presiden yang sering kali dijadikan alibi dan tameng.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo (kanan) memakai pakaian adat Tanimbar saat menghadiri Sidang Paripurna DPR MPR di Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Foto: AP Photo/Willy Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kanan) memakai pakaian adat Tanimbar saat menghadiri Sidang Paripurna DPR MPR di Jakarta, Rabu (16/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung adanya tren di kalangan politisi dan parpol memasuki tahun politik saat ini. Ia mengatakan, sering kali mendengar adanya istilah 'Pak Lurah' saat membahas soal capres dan cawapes di pemilu 2024.

"Kita saat ini sudah memasuki tahun politik. Suasana sudah hangat-hangat kuku, dan sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol. Setiap ditanya capres dan cawapresnya jawabannya belum ada arahan 'Pak Lurah',” kata Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Baca Juga

Jokowi pun sempat heran dengan sosok 'Pak Lurah' yang dimaksud. Namun belakangan kemudian ia baru menyadari bahwa sosok yang dimaksud adalah dirinya.  

"Saya sempat mikir siapa ini 'Pak Lurah', sedikit-sedikit kok 'Pak Lurah'. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah ternyata saya," ujar Jokowi.

Karena itu, Jokowi pun menegaskan bahwa dirinya bukanlah lurah. Ia adalah seorang Presiden RI. "Ya saya jawab saja, saya bukan lurah, saya adalah Presiden RI. Ternyata 'Pak Lurah' itu kode," ujar dia.

Jokowi juga menegaskan bahwa ia bukanlah ketua umum partai politik dan juga bukan ketua koalisi partai. Sesuai ketentuan UU, yang menentukan capres dan cawapres adalah partai politik dan koalisi partai politik. Karena itu, Presiden menegaskan bahwa hal itu bukanlah menjadi wewenangnya.  

"Saya ingin mengatakan itu bukan wewenang saya. Bukan wewenang 'Pak Lurah'. Bukan wewenang 'Pak Lurah' sekali lagi," kata Jokowi.

Meski demikian, Jokowi memahami bahwa hal tersebut sudah menjadi nasib bagi seorang Presiden untuk dijadikan sebagai alibi dan tameng. Jokowi juga menceritakan bahwa memasuki tahun politik ini foto dirinya sudah mulai banyak terpasang di berbagai daerah dengan calon presiden.

Namun, dirinya memaklumi hal itu dan tak mempermasalahkannya. "Bahkan walau kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang di mana-mana. Ya saya harus ngomong apa adanya. Saya ke provinsi A, e ada. Ke kota B e ada, ke kabupaten C ee ada juga. Sampai ke tikungan-tikungan desa saya lihat ada juga. Tapi bukan foto saya sendirian, ada di sebelahnya bareng capres. Ya saya kira menurut saya juga gak apa-apa boleh-boleh saja," ujar Jokowi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement