Kamis 17 Aug 2023 08:23 WIB

Hakikat Cemburu

Maksiat menyebabkan rasa cemburu tereduksi dari hati seseorang.

Rep: republika.id/ Red: republika.id
.

Perasaan cemburu memang manusiawi. Dalam kasus hubungan dua sejoli yang tengah mabuk asmara, misalnya, cemburu kerap muncul. Justru, jika rasa ini hilang, kecintaan orang terhadap sesuatu akan dipertanyakan. Tetapi, ternyata hakikat cemburu dalam Islam lebih mulia dan bernilai transendental ketimbang cemburu yang kerap dimaknai salah oleh muda-mudi. Sebuah risalah sederhana...

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement