Kamis 17 Aug 2023 08:23 WIB

Hakikat Cemburu

Maksiat menyebabkan rasa cemburu tereduksi dari hati seseorang.

Rep: republika.id/ Red: republika.id
.

Perasaan cemburu memang manusiawi. Dalam kasus hubungan dua sejoli yang tengah mabuk asmara, misalnya, cemburu kerap muncul. Justru, jika rasa ini hilang, kecintaan orang terhadap sesuatu akan dipertanyakan. Tetapi, ternyata hakikat cemburu dalam Islam lebih mulia dan bernilai transendental ketimbang cemburu yang kerap dimaknai salah oleh muda-mudi. Sebuah risalah sederhana...

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement