Kamis 17 Aug 2023 13:58 WIB

Rayakan 17 Agustus, Komunitas Ciliwung: Indonesia Belum Merdeka dari Sampah

Pemerintah harus lebih proaktif bersihkan Ciliwung dari sampah.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erdy Nasrul
Anggota Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) yang juga River Defender, Suparno Jumar, turut membersihkan sampah di Sungai Ciliwung usai upacara pengibaran bendera, Kamis (17/8/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Anggota Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) yang juga River Defender, Suparno Jumar, turut membersihkan sampah di Sungai Ciliwung usai upacara pengibaran bendera, Kamis (17/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Di tengah perayaan hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) menilai Indonesia masih belum merdeka dari persoalan sampah. Sebab, tata kelola sampah di beberapa daerah dinilai buruk dan membuat kewalahan Pemerintah Daerah terkait.

Anggota KPC yang juga River Defender, Suparno Jumar, mengatakan tata kelola sampah yang buruk bisa menyebabkan pencemaran baik di tanah, sungai, hingga udara. Di mana sebagian masyarakat masih kerap membakar sampah dan menyebabkan pencemaran udara. 

Baca Juga

“Di daerah lain tata kelola sampah yang buruk membuat kepala daerah dan dinas terkait kewalahan menangani pengelolaan sampah,” kata Suparno kepada wartawan di Kota Bogor, Kamis (17/8/2023).

Di samping itu, menurut Suparno, di tengah musim kemarau ini banyak sampah yang berada di aliran sungai, sedang tertunda dan mengendap. Apalagi kondisi debit air di sungai saat ini sedang berkurang.

Sebab, sambung dia, bisa saja ketika masyarakat membuang sampah ke sub Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mikro DAS, belum terbawa aliran sungai. Karena bersamaan dengan air hujan yang masuk ke selokan atau saluran air.

“Saat ini dipastikan sampah itu kondisinya direm, dicegah. Karena populasi masyarakat bertambah, produksi sampah pasti meningkat. Berbanding lurus,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement