REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (18/8/2023) pagi ini dipengaruhi data klaim pengangguran AS yang menurun.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 0,20 persen atau 31 poin menjadi Rp 15.313 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.344 per dolar AS.
"Ini berakibat kepada ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed (Federal Reserve) yang akan terus berlanjut, dan kenaikan yield obligasi pemerintah AS (sebesar 103,59)," ujar Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova dilansir Antara di Jakarta, Jumat.
Data klaim pengangguran AS menurun 12 ribu menjadi 239 ribu dibandingkan minggu sebelumnya yang sebesar 250 ribu, dan lebih rendah dari ekspektasi sebesar 240 ribu. "Prediksi ke depan rupiah masih akan mengalami tekanan terhadap dolar AS," kata Rully.
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah permohonan klaim pengangguran AS turun dan pasar tenaga kerja menunjukkan ketahanan, serta risalah Federal Reserve membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,13 persen menjadi 103,5739 pada akhir perdagangan.
Greenback mendapat dukungan dari serangkaian data ekonomi AS baru-baru ini yang memperkuat pandangan bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.
Risalah pertemuan kebijakan The Fed pada Juli 2023 menunjukkan para pejabat terbelah mengenai urgensi kenaikan suku bunga lebih banyak yang mungkin dinaikkan pada November 2023.