Rabu 23 Aug 2023 07:22 WIB

Menteri PUPR: Sumber Daya Air Perlu Dikelola Secara Berkelanjutan

Kebutuhan sumber daya air meningkat tiga kali lipat sejak adanya pandemi COVID-19.

Operator meratakan timbunan dengan alat berat di kawasan wisata Bendungan Misterius di Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (25/5/2023). Kementerian PUPR menilai sumber daya air jadi tantangan global.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Operator meratakan timbunan dengan alat berat di kawasan wisata Bendungan Misterius di Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (25/5/2023). Kementerian PUPR menilai sumber daya air jadi tantangan global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan bahwa sumber daya air merupakan tantangan global sehingga perlu dikelola secara berkelanjutan. Dalam diskusi Road to 10th World Water Forum 2024 bertema 'Water for Shared Prosperity' yang berlangsung di Stockholm Swedia, Menteri Basuki mengatakan kebutuhan sumber daya air meningkat tiga kali lipat sejak adanya pandemi Covid-19.

"Air itu juga termasuk aspek penting dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Maka pengelolaan air secara berkelanjutan tidak hanya dilakukan oleh satu negara, tetapi lintas batas untuk tujuan kesejahteraan," kata Basuki dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Baca Juga

Selain itu, adanya perubahan iklim juga merupakan tantangan tersendiri dalam menjaga ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air. Oleh karena itu, upaya-upaya berkelanjutan perlu dilakukan untuk menjaga pasokan serta kualitas air.

"Indonesia mengalami banyak bencana berkaitan dengan air seperti banjir hingga tanah longsor. Di sisi lain saat ini terjadi El Nino di mana kami membutuhkan pasokan air," ujarnya.

Selaku Wakil Ketua Komite Nasional Penyelenggaraan World Water Forum Ke-10, Basuki mengungkapkan, pemerintah Indonesia berupaya membangun 61 bendungan dalam kurun waktu 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air bagi masyarakat.

Ia menyampaikan, konsep keselarasan dan keseimbangan mengenai sumber daya air telah dilakukan oleh masyarakat di Bali dengan nama subak.

Konsep ini mengedepankan aspek konservasi dalam mengelola sumber daya air.

Ia menambahkan, World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali pada Mei 2024 mendatang, Indonesia akan berbagi pengalaman dan inovasi untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan air secara global.

World Water Forum ke-10 akan mengangkat tema 'Water for Shared Prosperity' yang sangat relevan dengan kondisi global saat ini, di mana ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak negara.

Terdapat enam subtema yang akan dibahas dalam World Water Forum ke-10, yakni Water Security and Prosperity, Water for Humans and Nature, Disaster Risk Reduction and Management, Governance, Cooperation and Hydro-diplomacy, Sustainable Water Finance serta Knowledge and Innovation.

Adapun misi World Water Forum adalah menyediakan platform bagi semua pemangku kepentingan di bidang air untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan pengalaman, serta menciptakan ide-ide konkret dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang lebih baik.

Selain itu, juga akan mendorong pemikiran yang inovatif dalam mengatasi isu dan permasalahan terkini dalam pengelolaan sumber daya air, meningkatkan komitmen serta aksi para pembuat kebijakan dalam pengelolaan serta pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement