Kamis 24 Aug 2023 10:43 WIB

Fakta Tentang Misi Pendaratan India ke Kutub Selatan Bulan

Chandrayaan-3 diperkirakan akan tetap berfungsi selama dua minggu setelah pendaratan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pesawat ruang angkasa India menjadi yang pertama mendarat di kutub selatan bulan pada Rabu (23/8/2023).
Foto: AP
Pesawat ruang angkasa India menjadi yang pertama mendarat di kutub selatan bulan pada Rabu (23/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Badan Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) berhasil menjalankan misi pendaratan ke kutub selatan bulan. Misi ini dianggap penting untuk kedudukan India sebagai kekuatan luar angkasa. Berikut ini adalah fakta penting tentang misi Chandrayaan-3.

 

Baca Juga

Apa misi Chandrayaan-3 India?

Chandrayaan-3 mempunyai misi pendaratan ke kutub selatan bulan. Wilayah ini memiliki air es atau air beku, yang bisa menjadi sumber oksigen, bahan bakar, dan air untuk misi bulan di masa depan atau koloni bulan yang lebih permanen.

 

Chandrayaan-3 diperkirakan akan tetap berfungsi selama dua minggu setelah pendaratan. Chandrayaan-3 akan menjalankan serangkaian eksperimen termasuk analisis spektrometer komposisi mineral permukaan bulan.

 

Chandrayaan-3 memiliki tinggi sekitar 2 meter dan massa lebih dari 1.700 kilogram atau kira-kira setara dengan SUV.  Pesawat ini dirancang untuk mengerahkan penjelajah bulan yang lebih kecil, yang berbobot 26 kilogram. Administrator NASA Bill Nelson mengatakan, badan antariksa Amerika Serikat menantikan untuk bisa mempelajari misi India.

 

Kapan misi Chandrayaan-3 diluncurkan?

Misi Chandrayaan-3 diluncurkan pada 14 Juli dari pelabuhan luar angkasa utama India di negara bagian Andhra Pradesh di selatan. Sejak saat itu, satelit tersebut telah melintasi orbit Bumi yang semakin luas, berpindah ke orbit bulan, dan menjadi pusat kebanggaan nasional dan kepentingan global. Pesawat tersebut mendarat dengan mulus di kutub selatan bulan pada Rabu (23/8/2023).

 

Apa yang terjadi dengan misi pertama ISRO ke bulan?

Upaya India untuk mendarat di kutub selatan bulan gagal pada 2019. Ketika itu, Chandrayaan-2 berhasil mengerahkan pengorbit tetapi pendarat dan penjelajahnya hancur dalam kecelakaan di dekat tempat Chandrayaan-3 akan mencoba mendarat.

 

Medan yang berat merupakan salah satu kendala pendaratan di kutub selatan bulan. Para ilmuwan ISRO mengatakan, mereka telah membuat penyesuaian yang membuat misi saat ini lebih mungkin berhasil mendarat, termasuk sistem untuk memperluas zona pendaratan potensial.  Pendarat ini juga dilengkapi dengan bahan bakar yang lebih banyak dan kaki yang lebih kokoh untuk mendarat.

 

Sementara itu, misi bulan pertama Rusia dalam 47 tahun gagal melakukan pendaratan pada akhir pekan ketika pesawat ruang angkasa Luna-25 jatuh. Pada April, startup luar angkasa swasta asal Jepang, ispace gagal melakukan pendaratan di bulan.

 

Apa yang terjadi setelah Chandrayaan-3 berhasil?

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement