Senin 28 Aug 2023 15:33 WIB

Perawat Bayi Tertukar di RS Sentosa Sempat Dapat Penghargaan Pegawai Teladan

RS Sentosa sudah menonaktifkan lima nakes diduga terlibat di kasus bayi tertukar.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andri Saubani
Para tenaga kesehatan RS Sentosa Bogor saat proses pemeriksaan kasus bayi tertukar di Polres Bogor, Rabu (16/8/2023). (ilustrasi)
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Para tenaga kesehatan RS Sentosa Bogor saat proses pemeriksaan kasus bayi tertukar di Polres Bogor, Rabu (16/8/2023). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Lambatnya Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor menangani kasus bayi tertukar, hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Pihak manajemen rumah sakit pun mengaku tidak menerima laporan bayi tertukar sejak awal, bahkan tenaga kesehatan (nakes) yang terlibat sempat mendapat penghargaan sebagai pegawai teladan.

Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, menjelaskan seusai melakukan pendalaman, RS Sentosa menemukan lima nakes yang terlibat dalam kasus bayi tertukar. Gregg menyebutkan, salah satu dari lima perawat tersebut menerima penghargaan sebagai pegawai teladan pada Agustus 2022, atau sebulan setelah bayi tertukar lahir.

Baca Juga

“Satu orang di antara mereka itu diberikan penghargaan pegawai teladan. Karena dianggap kinerjanya baik. Itu kan menunjukkan bahwa rumah sakit tidak tahu apa-apa terhadap peristiwa ini. Kalau tahu ya nggak mungkin lah diberikan pegawai teladan,” kata Gregg kepada Republika, Senin (28/8/2023).

Gregg mengatakan, diperkirakan nakes tersebut sudah bekerja di RS Sentosa sejak 2015 dan dianggap berkinerja baik. Menurutnya, jika sejak awal manajemen rumah sakit mengetahui ada kasus bayi tertukar, maka nakes itu tidak mungkin bisa diberi penghargaan tersebut.

“Kalau seandainya kita tahu dari bulan Juli, kelakuannya kemudian minus, ya mana mungkin kita memberikan penghargaan pegawai teladan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gregg menjelaskan dua ibu yang bayinya tertukar yakni Siti Mauliah (37 tahun) dan D (33) melahirkan pada Juli 2022. Namun, manajemen rumah sakit baru menerima laporan bayi tertukar pada Mei 2023, karena para pegawai yang menerima laporan itu tidak menyampaikan ke manajemen sejak awal.

“Karena rumah sakit tidak pernah, mungkin dari awal kami sudah sampaikan, tidak pernah tahu peristiwanya. Pegawainya memang keblinger kok. (Pegawai) tidak menyampaikan. Ditutup,” ujarnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement