Rabu 30 Aug 2023 12:00 WIB

Dari Mana Asal Air Banjir Dahsyat pada Zaman Nabi Nuh?

Alquran dan sains menjawab pertanyaan dari mana air banjir besar pada zaman Nabi Nuh.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Apa yang Terjadi Usai Banjir Besar Zaman Nabi Nuh?
Foto: wikipedia
Apa yang Terjadi Usai Banjir Besar Zaman Nabi Nuh?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam mengetahui bahwa pada zaman Nabi Nuh Alahissalam terjadi banjir besar yang menenggelamkan orang-orang yang dimurkai Allah SWT. Sementara Nabi Nuh dan pengikutnya yang berjumlah sedikit serta hewan-hewan yang menaiki bahtera atau kapal, selamat dari banjir besar atas petunjuk dan bantuan Allah SWT.

Muncul pertanyaan, sebenarnya dari mana asal air yang bisa mengakibatkan banjir dahsyat di zaman Nabi Nuh? Buku Kisah para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjawab pertanyaan tersebut.

Baca Juga

Dari mana air banjir besar itu berasal adalah pertanyaan yang patut dijawab. Dengan muatan bahtera yang begitu banyak dan berat, ditambah ukurannya yang besar, tentu butuh air banjir yang sangat besar untuk dapat mengangkat bahtera tersebut hingga puncak Gunung Judi. 

Merujuk kembali ke Surat Hud Ayat 42 dalam Alquran.

وَهِىَ تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍ يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung-gunung. Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." (QS Hud Ayat 42)

Dapat dikatakan bahwa banjir yang terjadi memanglah sangat besar dan dahsyat, besar gelombangnya seperti gunung-gunung. Asal air banjir besar di zaman Nabi Nuh dapat dicermati dalam dua firman Allah berikut ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ

(Demikianlah,) hingga apabila perintah Kami datang (untuk membinasakan mereka) dan tanur (tungku) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (bahtera itu) dari masing-masing (jenis hewan) sepasang-sepasang (jantan dan betina), keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu (akan ditenggelamkan), dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata tidak beriman bersamanya (Nuh), kecuali hanya sedikit. (QS Hud Ayat 40)

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ  

وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ

Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan. (QS Al-Qamar Ayat 11-12).

Gabungan ayat...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement