REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) turut berpartisipasi dalam Kongres Perpustakaan dan Informasi Dunia atau World Library and Information Congress (WILC) International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) ke-88 yang dilaksanakan di kota Rotterdam, Belanda. Perpusnas RI disebut mendapat apresiasi dari para peserta kongres melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
"Perpusnas RI mendapat perhatian dari para kepala perpustakaan seluruh dunia karena terobosannya program TPBIS yang mampu memberdayakan perpustakaan dalam menyejahterakan masyarakat," ujar Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando, lewat siaran pers, Kamis (31/8/2023).
Dia menambahkan, dalam upaya meningkatkan indeks literasi masyarakat, Perpusnas RI juga telah memberikan kontribusi nyata dengan melibatkan seluruh komponen bangsa. Termasuk di dalamnya kerja sama dengan eksekutif, legislatif, yudikatif, TNI, POLRI, hingga kolaborasi dengan penggiat literasi di seluruh Indonesia.
Menurut Syarif, upaya tersebut diiringi dengan pembangunan infrastruktur perpustakaan yang merata. Seperti pembangunan gedung perpustakaan, sumbangan koleksi, teknologi informasi. "Bahkan dengan menghadirkan perpustakaan bergerak seperti Mobil Perpustakaan Keliling (MPK), Motor Perpustakaan, perahu pustaka, kuda pustaka, becak pustaka, hingga angkot pustaka," kata dia.
Dia juga menekankan, paradigma perpustakaan telah berubah. Sebab itu, Perpustakaan harus terus berusaha untuk merangkul masyarakat luas dan menjangkau masyarakat. Beberapa inisiatif untuk itu telah diambil, termasuk melalui pengembangan aplikasi seperti iPusnas, BintangPusnas, Indonesia One Search (IOS), Khastara, dan beragam konten yang dikreasikan oleh para konten kreator.
"Langkah ini menjadikan Perpusnas sebagai perpustakaan terkemuka di dunia dengan prinsip open akses untuk koleksi referensi dan jurnal ilmiah," kata dia.
Pada konferensi IFLA tahun ini, Perpusnas mengirimkan delegasi yang diwakili oleh Soraya Hariyani Putri dan Sadariyah Ariningrum Wijiastuti, dengan tulisan yang menarik berjudul "Reference Service Crisis in Research: Threat or Opportunity for Librarian?".
Di sela-sela konferensi, Syarif menandatangani perjanjian kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Qatar. Kerja sama tersebut terkait peminjaman koleksi yang dimiliki oleh masing-masing perpustakaan. Perpusnas juga turut aktif dengan membuka booth pameran yang menampilkan berbagai informasi mengenai TPBIS yang telah sukses dijalankan.
Kongres WILC IFLA ke-88 yang berlangsung pada 21-25 Agustus 2023 di Gedung Ahoy Convention Centre Rotterdam, Belanda, itu mengangkat tema ‘Let's Work Together, Lets Library’. Presiden IFLA, Barbara Lison, menyampaikan tema itu diusung oleh tuan rumah Belanda. Konsep unik tema itu dirumuskan dengan ciri khas bahasa Belanda di mana kata benda dapat berubah menjadi kata kerja.
"Hal ini mengilhami makna lebih dalam terkait peran perpustakaan dalam masyarakat," ungkap Barbara.
Barbara menjelaskan, tema konferensi ini 'Let's Library’, memiliki arti yang mendalam. Pihaknya bisa mengambil kesimpulan, perpustakaan tidak hanya menjadi objek, tetapi juga menjadi tindakan. Perpustakaan adalah tempat untuk beraksi, berbagi, dan berkreasi. Masyarakat dapat merasakannya dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari.
Selama WILC IFLA 2023, kata dia, lebih dari 230 sesi kelas dan pertemuan telah diadakan. Para peserta dari berbagai negara dan latar belakang profesional menghadiri acara ini untuk memperdalam pemahaman tentang peran perpustakaan dalam masyarakat modern yang semakin kompleks.
"WILC IFLA 2023 telah memberikan kesempatan bagi kita semua untuk berbagi pandangan, tantangan, dan solusi yang dapat diadaptasi dan diimplementasikan di berbagai belahan dunia. Perpustakaan bukan hanya tentang mengumpulkan dan menyebarkan pengetahuan, tetapi juga tentang memajukan masyarakat dan keberlanjutan global," ujar dia.
Dia berharap WLIC IFLA 2023 akan terus memberikan dampak positif dalam memajukan peran perpustakaan di tengah perkembangan dan dinamika masyarakat moderrn. “Dengan semangat ‘Let’s Library’, perpustakaan diharapkan dapat terus menjadi pusta aktivitas, kreativitas, diskusi dan berbagi pengetahuan bagi Masyarakat global,” kata dia.