Warga mempersiapkan operasional mesin pompanisasi di area proyek Bendungan Krueng Pase, Desa Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara, Aceh, Jumat (1/9/2023). Petani di daerah itu terpaksa membangun 4 unit sistem irigasi yang memanfaatkan air dari dalam tanah untuk pengairan lahan pertanian menggunakan alat pompa air (pompanisasi) listrik secara swadaya untuk mengaliri sekitar 8.900 haktare sawah petani di sembilan kecamatan yang kekeringan akibat terdampak progres proyek multiyears pembangunan permanen Bendungan Krueng Pase sayap kiri dan sayap kanan yang terhenti dan berakhir kontraknya pada akhir tahun 2022. (FOTO : ANTARA FOTO/Rahmad)
Warga mempersiapkan operasional mesin pompanisasi pertanian di area proyek Bendungan Krueng Pase, Desa Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara, Aceh, Jumat (1/9/2023). Petani di daerah itu terpaksa membangun 4 unit sistem irigasi yang memanfaatkan air dari dalam tanah untuk pengairan lahan pertanian menggunakan alat pompa air (pompanisasi) listrik secara swadaya untuk mengaliri sekitar 8.900 haktare sawah petani di sembilan kecamatan yang kekeringan akibat terdampak progres proyek multiyears pembangunan permanen Bendungan Krueng Pase sayap kiri dan sayap kanan yang terhenti dan berakhir kontraknya pada akhir tahun 2022. (FOTO : ANTARA FOTO/Rahmad)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, MEURAH MULIA -- Warga mempersiapkan operasional mesin pompanisasi di area proyek Bendungan Krueng Pase, Desa Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara, Aceh, Jumat (1/9/2023).
Petani di daerah itu terpaksa membangun empat unit sistem irigasi yang memanfaatkan air dari dalam tanah untuk pengairan lahan pertanian menggunakan alat pompa air (pompanisasi) listrik secara swadaya untuk mengaliri sekitar 8.900 haktare sawah petani di sembilan kecamatan yang kekeringan akibat terdampak progres proyek multiyears pembangunan permanen Bendungan Krueng Pase sayap kiri dan sayap kanan yang terhenti dan berakhir kontraknya pada akhir 2022.
sumber : ANTARA FOTO/Rahmad
Advertisement