REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan gangguan yang terjadi pada kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek pada Rabu (30/8/2023), tidak perlu terus-menerus diributkan.
“(LRT) memang masih kalibrasi saja. Jadi jangan terus-terusan dibikin ribut,” kata Luhut, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/9/2023), setelah menghadiri ASEAN Business and Investment Summit.
Luhut mengingatkan bahwa LRT merupakan produk yang dibuat anak bangsa dan kali pertama dibuat. Negara-negara lain seperti Jepang atau Cina, kata Luhut, juga mengalami kendala saat baru pertama kali mengoperasikan LRT.
Meski demikian, kata Luhut lagi, pemerintah terus melakukan evaluasi. Ia sudah berbicara dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk melakukan evaluasi dan memperbaiki masalah yang ada di LRT.
“Headway (jarak antarkeberangkatan) itu kita mau 4 menit. Sekarang berapa? 8 menit, 12 menit. Perlahan-lahan turun sekalian kalibrasinya, mungkin butuh beberapa bulan ke depan. Jadi nggak usah terlalu ribut bilang ini begini begitu, semua butuh waktu, orang kawin aja butuh waktu kok,” kata Luhut pula.
Sebelumnya, PT KAI pada Rabu (30/8/2023) sebagai operator telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait dengan adanya ketidaknyamanan yang dialami penumpang LRT, seperti proses pengereman yang masih ada hentakan, terjadinya penumpukan penumpang karena ada kendala teknis seperti pintu kereta tidak dapat tertutup, AC dan listrik mati, serta beberapa fasilitas papan informasi yang belum berfungsi secara maksimal.
PT KAI mencatat LRT Jabodebek telah melayani sebanyak 28.925 penumpang hingga Selasa (29/8), sejak diresmikan pada Senin (28/8/2023) oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).