Senin 04 Sep 2023 11:37 WIB

Dua Alasan Ekonomi ASEAN Lebih Kuat dan Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia

Rasio defisit fiskal ASEAN terhadap PDB tercatat 1,9 persen selama dua dekade.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Logo ASEAN 2023 di Jakarta, Indonesia.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Logo ASEAN 2023 di Jakarta, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota negara ASEAN menjadi salah satu kawasan yang memiliki fundamental ekonomi lebih baik dibandingkan negara lain. Lili Yan Ing, Lead Advisor Southeast Asia Region, ERIA menjelaskan hal ini karena sepanjang dua dekade terakhir, rasio utang terhadap PDB negara di ASEAN relatif lebih rendah dibandingkan kawasan lain.

"Salah satu alasan mengapa ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia saat ini karena, sejak tahun 2000 hingga tahun 2022 ratio utang terhadap PDB hanya sebesar 60 persen. Selain itu, ASEAN juga memiliki makroekonomi yang lebih tangguh dibandingkan kawasan lain," ujar Lili dalam “Indonesia’s ASEAN Chairmanship 2023: Promoting ASEAN Relevance in Global Market”, Senin (4/9/2023).

Baca Juga

Lili menjelaskan indikator makroekonomi yang membuat perekonomian ASEAN lebih baik dibandingkan kawasan lain karena rasio defisit fiskal terhadap PDB tercatat sebesar 1,9 persen selama dua dekade terakhir.

"Angka tersebut relatif rendah dibandingkan negara lain. Dua kombinasi antara rendahnya rasio utang terhadap PDB dan rendahnya rasio defisit fiskal terhadap PDB, membuat kita Ian memiliki ruang yang cukup untuk melakukan intervensi fiskal dan memiliki perekonomian yang relatif lebih stabil," tambah Lili.

Namun, kata Lili meski negara negara ASEAN memiliki fundamental ekonomi yang lebih baik tak lantas mengalihkan negara ASEAN dari dampak gejolak ekonomi di Amerika maupun China. Untuk itu, menurut dia, negara ASEAN perlu meningkatkan kolaborasi untuk bisa memperkuat sistem perekonomian di kawasan.

"ASEAN harus bersiap dengan baik dalam meningkatnya ketegangan perdagangan dan keamanan teknologi AS dengan China saat ini," tegas Lili.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement