REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengungkapkan tumpukan sampah yang terjadi di TPS di Kota Bandung dan sejumlah ruas jalan mulai dapat diangkut ke TPA darurat di Sarimukti. Namun begitu, aktivitas ritase kendaraan ke Sarimukti belum maksimal.
"Sudah kembali berjalan walau belum optimal 50-60 persen, sekarang sudah 120-120 lebih ritase sudah berjalan walau di kita normal itu berjalan 240 ritase jadi sampai saat ini masih ada 753 ritasi yang tertahan tapi pagi ini bergerak," ungkap dia, Senin (4/9/2023).
Dengan kondisi masih darurat sampah, ia mengaku sudah menyiapkan sejumlah lubang di lapangan Tegallega. Lubang-lubang tersebut akan diisi sampah organik seperti daun-daun untuk dikubur dan ditutup.
"Kalau sudah penuh ditutup lagi mudah mudahan akan menyuburkan di sana," kata dia.
Dengan kondisi TPA Sarimukti yang belum beroperasi dan masih menggunakan TPA darurat, ia mengaku masih terdapat 7.000 sampah yang masih menumpuk dan belum terangkut.
"Rata-rata satu kendaraan itu (truk sampah) 8-10 ton tergantung jenis kendaraan ada juga 12 ton. Kalau ambil rata-rata 7 ton per kendaraan kali 700 artinya ada 6 sampai 7.000 ton masih tertahan," kata dia.
Ema melanjutkan TPA Sarimukti yang mengalami kebakaran sendiri masih belum dapat digunakan. Ia menyebut masih didapati asap tebal.
Sebelumnya, Tempat pembuangan akhir (TPA) darurat sementara yang berada di dekat TPA Sarimukti, Bandung Barat resmi dibuka sementara sejak Jumat (1/9/2023) lalu. Keberadaan TPA darurat untuk menggantikan sementara TPA Sarimukti yang masih mengalami kebakaran sejak Sabtu (19/8/2023) lalu.
Pengelola TPA Sarimukti Riswanto mengatakan TPA darurat dibuka sejak Jumat (1/9/2023) lalu dimulai pukul 13.00 Wib. Total luas TPA darurat yang digunakan mencapai dua hektar.
"Betul (dibuka) Jumat 13.00 Wib luasnya dua hektar. Pembuangan berjalan lagi di TPA darurat," ucap dia.