REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya dalam hidup, publik figur Simon Cowell memutuskan menjalani terapi kesehatan mental. Setelah merasakan dampak positif dari terapi, Cowell merasa menyesal karena tidak memulai terapi tersebut 20 tahun lebih awal.
Pencetus sekaligus juri America's Got Talent tersebut mengungkapkan bahwa dirinya kini merasa lebih baik setelah menjalani terapi. Cowell merasa seakan beban yang selama ini pikul di pundaknya telah terangkat.
Di saat yang sama, Cowell juga menyesal karena tidak memulai terapi lebih cepat. Bila bisa memutar waktu, pria asal Inggris berharap bisa memulai terapi 10-20 tahun lebih cepat.
"Saya bergelut dengan depresi selama bertahun-tahun," papar Cowell, seperti dilansir Huffington Post pada Senin (4/9/2023).
Dulu, Cowell mengira gejala-gejala depresi yang dia rasakan merupakan bagian dari sifatnya. Oleh karena itu, Cowell hanya berusaha sendiri untuk menghadapinya.
Akan tetapi, semua ini berubah setelah pandemi Covid-19 menerpa. Cowell mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan teman-temannya memburuk secara signifikan selama pandemi berlangsung. Melihat kondisi tersebut, Cowell merasa takut dan tidak ingin kesehatan dirinya, putranya, serta pasangannya juga terdampak oleh Covid-19.
Cowell lalu menyadari bahwa selama ini dia hanya fokus menjaga kesehatan fisiknya melalui pola makan yang sehat dan olahraga. Cowell merasa belum melakukan apa pun untuk memelihara kesehatan otak dan jiwanya.
"Dan sekarang adalah waktunya untuk melakukan itu," lanjut Cowell.
Setelah bertukar pikiran dengan beberapa temannya, Cowell akhirnya memantapkan diri untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mental profesional. Saat menjalani sesi terapi pertamanya, Cowell langsung merasa lebih baik.
Secara bertahap, Cowell mulai mengubah pola pikir yang selama ini memberikan banyak tekanan kepada dirinya. Dia tak lagi merasa takut akan pandangan orang lain. Cowell juga mulai melonggarkan fokusnya terhadap rating televisi.
Sebagai pria, Cowell mengungkapkan bahwa dirinya tumbuh dengan keyakinan bahwa pria tidak boleh menangis. Namun kini, lanjut Cowell, dia menyadari bahwa pria pun boleh menangis.
"Tak perlu malu (untuk menangis) dan itu menyehatkan," tambah Cowell.
Kehadiran putranya juga turut membantu Cowell untuk memperbaiki diri. Cowell mengungkapkan bahwa sang anak membantunya untuk berhenti bekerja sepanjang waktu dan mengalami burnout.
"Bila dia tidak ada, hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi (pada saya)," ujar Cowell.