REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR — Seorang guru SMP negeri di Kota Banjar, Jawa Barat, diduga mendapatkan ancaman pembunuhan dari sejumlah siswa. Ancaman itu didapat dari pesan suara di grup siswa dari sejumlah sekolah.
Guru berinisial R (39 tahun) itu menjelaskan, kasus itu berawal dari dirinya yang melihat beberapa siswa sekolahnya masih keluyuran hingga sore hari, pada Sabtu dua pekan lalu. Ia lantas menyampaikan hal itu ke grup WhatsApp (WA) guru sekolah, agar wali kelas bersangkutan dapat mengecek siswanya yang belum pulang.
“Karena terlihat ada beberapa anak masih ada di Kota Banjar. Waktu itu saya tidak menegur langsung anak-anak. Langsung merespons ke grup WA wali kelas melalui pesan suara,” kata R, saat dihubungi Republika, Rabu (6/9/2023).
Ternyata pesan suara yang disampaikan guru itu menyebar di kalangan siswa, termasuk siswa yang dilihatnya keluyuran. Kemudian ada siswa yang meresponsnya. “Jadi, anak-anak itu punya grup kumpulan anak dari beberapa sekolah. Di grup itu terjadi percakapan antara mereka,” ujar R.
R kemudian mengetahui ada percakapan bernada ancaman setelah ada guru mendapati salah seorang siswa membawa ponsel ke sekolah. Ketika diperiksa, diketahui isi grup siswa tersebut, termasuk pesan suara mengenai ancaman kepada dirinya.
“Ancamannya, ‘lamun isuk dipanggil ku si R, aing mah isuk arek ngalawan. Da abi mah izin hungkul bari mawa bedog saeutik. (Kalau besok dipanggil oleh R, saya akan melawan. Saya hanya izin, sambil bawa golok)’,” kata R, menirukan pesan suara siswa yang didengarnya.
Pesan suara itu mendapat balasan dari siswa lain. Salah satunya, kata R, berbunyi, “Lamun teu sanggup ngabunuh si R, urang ge siap bantuan ngabunuh si R (Kalau tak sanggup membunuh R, saya bantu membunuh).”
Pesan suara bernada ancaman itu lantas ditelusuri. Diketahui pesan suara itu berasal dari beberapa siswa dari sekolah guru R dan dari sekolah swasta. “Jadi, total ada tiga orang yang melakukan pengancaman,” kata R.