REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR — SD Negeri (SDN) 3 Rejasari di Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, dilaporkan menjadi sasaran aksi vandalisme. Tindakan vandalisme dengan cat semprot itu ditemukan pada bagian tembok, kaca, hingga lantai sekolah pada Selasa (19/9/2023) pagi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Banjar AKP Ali Jupri mengaku telah menerima laporan tindakan vandalisme di lingkungan sekolah tersebut. Didapati tulisan XTC. Namun, belum dipastikan ada kaitannya dengan kelompok tertentu.
“Kalau dari coretannya itu tulisan XTC. Namun, kami belum bisa memastikan pelakunya siapa karena kami masih mendalami, kejar pelaku,” kata Ali, saat dikonfirmasi Republika, Rabu (20/9/2023).
Menurut Ali, jajarannya sudah diinstruksikan untuk segera mengusut kasus vandalisme di sekolah itu. Hanya saja ada kendala. “Memang di sekolah itu tidak ada CCTV, makanya cukup menyulitkan,” katanya.
Kendati demikian, Ali memastikan polisi akan terus melakukan penelusuran. Polisi juga meminta masyarakat segera melapor apabila mendapat informasi soal tindakan vandalisme di SDN 3 Rejasari itu. “Kami akan terus telusuri. Kami tidak akan diam. Jangan sampai Banjar tidak tertib,” kata Ali.
Sebelumnya, salah seorang guru SDN 3 Rejasari, Rifki, mengaku kaget saat menemukan sejumlah coretan di sekolahnya pada Selasa pagi. Setidaknya terdapat tiga ruang kelas dan tembok kantor yang dicoret menggunakan cat semprot. Coretan itu didapati di dinding, lantai, dan kaca jendela.
“Kejadiannya kurang paham, malam atau sore. Karena jam dua (siang) sudah pulang. Pintu juga tidak bisa dikunci karena sudah rusak,” ujar Rifki.
Rifki mengaku tidak mengetahui pelaku vandalisme itu ataupun motifnya. Namun, aksi itu tentu membuat khawatir warga sekolah. “Saya pernah beberapa kali menemukan tanda bekas anak menongkrong. Misalnya, jejak kaki atau puntung rokok. Setelah sekian lama, baru sekarang ada lagi,” kata dia.
Kepala SDN 3 Rejasari, Siti Mutmainah, menjelaskan, selama ini gerbang SDN 3 Rejasari memang tak pernah dikunci. Pagar sekolah juga relatif pendek. Namun, kasus vandalisme itu disebut baru pertama kali terjadi di sekolahnya. “Di sini kebetulan tidak ada rekaman CCTV,” kata dia.
Siti menduga tindakan vandalisme itu dilakukan oleh sejumlah orang iseng. Ia belum mengetahui apakah ada kaitannya dengan kelompok motor atau tidak. “Selama ini tidak ada masalah dengan geng motor. Saya juga tidak tahu XTC itu geng motor,” kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, Kaswad, menyesalkan adanya tindakan vandalisme yang merusak lingkungan sekolah. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan komite sekolah dan masyarakat sekitar untuk ikut menjaga ketertiban di lingkungan sekolah.
Keterlibatan komite dan masyarakat disebut dapat meminimalkan munculnya aksi tidak bertanggung jawab dari oknum. “Saya menyesalkan atas vandalisme tersebut karena vandalisme di tempat mana pun enggak baik, apalagi ini di kelas, tempat anak anak belajar,” kata Kaswad.