Kamis 07 Sep 2023 08:01 WIB

Bank Mandiri: Insentif dan Kebijakan Wujudkan Ekonomi Rendah Karbon

Penyaluran portofolio berkelanjutan Bank Mandiri mencapai Rp 242 triliun.

Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar dalam ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 di Jakarta, Rabu (7/9/2023).
Foto: Bank Mandiri
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar dalam ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 di Jakarta, Rabu (7/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan insentif dan intervensi kebijakan dapat membantu mewujudkan transisi ke ekonomi rendah karbon.

"Saya pikir insentif dan intervensi kebijakan adalah suatu keharusan jika kita ingin melihat transisi ke ekonomi rendah karbon dan ekonomi berkelanjutan," kata Alexandra dalam ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 di Jakarta, Rabu (7/9/2023).

Baca Juga

Alexandra menyakini mekanisme penghargaan karbon yang tepat akan menjadi pendorong utama untuk menciptakan lebih banyak pembiayaan hijau karena semua orang akan terdorong untuk menerapkan investasi hijau.

"Saya percaya insentif dan kebijakan adalah hal yang kita perlukan dan kita juga bisa mengadopsi dari apa yang telah diterapkan secara internasional terutama dari negara-negara Asean," tuturnya.

Sebagai lembaga keuangan, peran Bank Mandiri tidak terbatas pada upaya menciptakan pembiayaan hijau namun juga untuk dapat mengintegrasikan environment, social, and good governance (ESG) dan keberlanjutan ke dalam bisnis dan kegiatan operasional sehari-hari serta dapat mendampingi dan membantu klien dalam perjalanan transisi hijau.

Alexandra menjelaskan, hingga semester 1 2023, penyaluran portofolio berkelanjutan Bank Mandiri mencapai Rp 242 triliun. Bila dirinci, pembiayaan untuk kategori hijau mencapai Rp 115 triliun, sementara untuk kategori sosial mencapai Rp 127 triliun.

Untuk memastikan ketersediaan likuiditas dalam mendukung pembiayaan hijau, Bank Mandiri juga membuat inisiatif untuk memiliki pendanaan hijau, dengan menerbitkan obligasi keberlanjutan pada 2021, dan telah menerbitkan green bond dengan total nilai Rp 5 triliun.

Dalam gelaran ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023, Bank Mandiri juga membidik kerjasama di bidang keuangan berkelanjutan (sustainable financing).  Selain mendorong transisi ekonomi hijau, tangguh dan inklusif, penerapan keuangan berkelanjutan ini juga berperan penting dalam memerangi perubahan iklim.

Menteri BUMN Erick Thohir  menyebutkan bahwa langkah Mandiri tersebut sejalan dengan salah satu agenda utama dalam AIPF 2023. Agenda tersebut adalah  infrastruktur hijau dan rantai pasokan yang berketahanan.

Dua agenda utama lainnya adalah transformasi digital dan ekonomi kreatif, berkelanjutan; serta pembiayaan inovatif.

"Pembicaraan para pemimpin dalam AIPF, diskusi panel, dan pertemuan bisnis, fokus pada tiga bidang penting tersebut," ujar Erick.

Sementara itu, Bank Mandiri sebagai market leader green financing di industri perbankan, Bank Mandiri secara konsisten mengembangkan produk keuangan berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan hijau (green financing) maupun dari sisi pendanaan (sustainable funding).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement