Kamis 07 Sep 2023 15:34 WIB

Sekjen PBB Serukan Pakta Solidaritas Iklim ke Negara-Negara Penghasil Emisi Terbesar

Menurut PBB bulan Juni, Juli, dan Agustus 2023 menjadi yang terpanas dalam sejarah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara kepada media saat konferensi pers di sela-sela KTT ASEAN di Jakarta, Indonesia, Kamis, 7 September 2023.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara kepada media saat konferensi pers di sela-sela KTT ASEAN di Jakarta, Indonesia, Kamis, 7 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres menekankan perlunya kerja sama yang lebih besar untuk mengatasi krisis iklim. Hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers di Pertemuan Puncak ASEAN di Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Guterres menuturkan pada bulan Juni, Juli, dan Agustus tahun resmi menjadi tiga bulan terpanas dalam catatan sejarah. "Planet kita memasuki musim panas yang membara, musim terpanas sepanjang sejarah. Para pemimpin harus meningkatkan upaya untuk mencari solusi iklim. Kita masih bisa menghindari kekacauan iklim yang terburuk. Waktunya hampir habis dan kita tidak punya waktu lagi," katanya.

Baca Juga

Guterres mengatakan ia menyerukan pakta solidaritas iklim yang melibatkan semua penghasil emisi besar yang merupakan negara-negara G20 dan akan ia temui mulai besok. Kemungkinan Guterres merujuk pertemuan G20 di India.

"Saya telah meminta semua penghasil emisi besar melakukan upaya ekstra untuk mengurangi emisi dengan memobilisasi sumber daya keuangan dan teknis untuk mendukung negara-negara berkembang," katanya.