Kamis 07 Sep 2023 20:47 WIB

Dua Kunci Agar Waktu Bermanfaat Menurut Imam Al Ghazali 

Al Ghazali menjelaskan setiap orang harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi waktu terus berputar.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Ilustrasi waktu terus berputar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya akan menemui penyesalan di kemudian hari. Sebab waktu sejatinya adalah nikmat Allah Ta'ala yang seyogianya disyukuri setiap hamba dengan cara memanfaatkan sebaik mungkin dengan kegiatan yang bermanfaat dan makin menambah ketaatan kepada Allah.

نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس, الصحت و الفراغ

Baca Juga

Artinya: “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR Muttafaqun ‘alaih).

Imam Al Ghazali menyebut orang-orang yang suka menghabiskan waktu dengan perbuatan sia-sia ibarat hewan. Sebab, hewan tak pernah tahu bagaimana caranya mengisi waktu dalam hidupnya. 

فأما من ترك نفسه مهملا سدى إهمال البهائم ، لا يدري بما يستقبل كل وقت. فتنقضي أكثر أوقاته ضائعة. وأوقاتك عمرك ، وعمرك رأس مالك ، وعليه تجارتك ، وبه وصولك إلى نعيم الأبد في جوار الله تعالى ، فكل نفس من أنفاسك جوهر لا قيمة له ، إذ لا بدل له ، فإذا فات فلا عودة له. 

Artinya: Maka adapun orang yang membiarkan dirinya terabaikan sia-sia, seperti mengabaikannya hewan-hewan yang tidak tahu dengan apa akan mengisi setiap waktu. Maka habislah banyak waktumu menjadi sia-sia. Dan waktumu adalah umurmu. Dan umurmu adalah modalmu. Dan dengan umur itu pulalah engkau bisa berniaga. Dan dengan bermodal umur pula engkau akan sampai pada kenikmatan yang abadi di sisi Allah Ta'ala. Maka setiap napas dari jiwamu itu intan yang tak ternilai karena tidak ada gantinya bagi waktu, maka apabila hilang waktu itu, maka tidak akan kembali. (Lihat kitab Bidayatul Hidayah halaman 120-121 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).

Imam Al Ghazali dalam keterangan di atas menyebut bahwa waktu itu modal bagi manusia. Sebab dalam setiap detik waktu adalah kesempatan bagi seorang hamba untuk meraih pahala, rahmat dan ridha Allah Ta'ala sehingga dengan itu semua hamba tersebut akan memperoleh kenikmatan abadi di surga. Saking berharganya waktu, Imam Al Ghazali mengibaratkannya seperti intan berlian yang bila hilang sulit pasti pemiliknya akan merasakan penyesalan karena tak mungkin kembali lagi. 

Lebih lanjut Imam Al Ghazali bahkan menyebut orang yang menghabiskan waktu hidupnya dengan hanya untuk menumpuk harta adalah orang-orang yang bodoh. Sementara, waktu-waktu yang dilaluinya itu telah mengurangi umurnya. 

فلا تكن كالحمقى الذين يفرحون في كل يوم بزيادة أموالهم مع نقصان أعمارهم. فأي خير في مال يزيد وعمر ينقص؟ 

Artinya: Maka janganlah menjadi seperti orang-orang bodoh yaitu orang-orang yang bergembira setiap hari dengan tambahnya harta bagi mereka padahal berkurang umur-umur mereka. Maka baik mana harta bertambah tapi umur berkurang? 

Oleh karenanya, Imam Al Ghazali memberikan tuntunan agar tidak menjadi orang yang rugi waktu. Maka seyogianya seorang Muslim mengisi waktunya dengan dua hal ini agar waktunya bermanfaat, yaitu ilmu dan amal saleh. Sebab, ilmu dan amal saleh yang akan setiap menemani hingga di alam barzah. 

فلا تفرح إلا بزيادة علم أو عمل ، فإنهما رفيقاك يصحبانك في القبر ، حيث يتخلف عنك أهلك ومالك وولدك وأصدقاؤك. 

Artinya: Maka jangan bergembira dengan hilangnya waktu kecuali dengan bertambahnya ilmu atau amal. Maka sesungguhnya ilmu dan amal itu temanmu yang menyertaimu di kubur saat keluargamu, hartamu, anakmu, dan teman-temanmu meninggalkanmu. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement