Jumat 08 Sep 2023 20:03 WIB

Ini Kronologi Munculnya Parade Sound System di Jawa Timur

Pakar antropologi sebut munculnya parade sound system di Jatim karena pandemi usai.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Sound system yang digunakan di Parade Sound System di Malang, Jawa Timur (ilustrasi). Parade ini menjadi kontroversi di kalangan publik.
Foto: Dok Instagram/@sound_system_malang
Sound system yang digunakan di Parade Sound System di Malang, Jawa Timur (ilustrasi). Parade ini menjadi kontroversi di kalangan publik.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pawai atau karnaval sound system telah cukup masif dilakukan di sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim) terutama Kabupaten Malang. Pawai ini dikenal dengan penampilan sound system yang suaranya cukup besar. 

Mengetahui fenomena tersebut, dosen antropologi dari Universitas Brawijaya (UB), Franciscus Apriwan, pun memberikan pandangannya. Pria disapa Iwan ini menilai fenomena ini sebagai gejala baru yang belum terlalu lama. "Jadi, ketika pandemi Covid-19, lalu sekarang sudah tidak ada pandemi lagi, rasanya euforia ini tumpah ruah ke jalanan dengan sound system," ucapnya saat dikonfirmasi Republika

Baca Juga

Masyarakat seperti memiliki kerinduan untuk menyelenggarakan acara yang besar-besaran setelah pandemi Covid-19. Hal itu ditunjukkan agar acara tersebut dapat dinikmati bersama dengan masyarakat luas. Situasi ini dibuktikan dengan banyaknya karnaval yang meramaikan sudut-sudut jalanan dengan sound system

Tidak hanya itu, antusiasme warga juga sangat besar. Itu artinya fenomena karnaval sound system memiliki keterkaitan erat dengan antusiasme warga. Penyambutan yang baik itu pun mendorong kegiatan tersebut dilaksanakan secara besar-besaran.

Berdasarkan sudut pandang antropologi, kata dia, banyak hal yang beradaptasi dan berevolusi. Dalam hal ini termasuk masalah sound system di masyarakat Kabupaten Malang. 

Menurut dia, sesuatu hal bisa semakin besar dan kecil bergantung pada komunitasnya. Kalau ada penerimaan dari warga, maka kebutuhan sound system semakin terakomodasi. 

Lalu, jika warga mulai merasa terganggu dan tidak suka lagi, maka suatu saat ada seleksi berikutnya. "Tetapi saat ini antusiasme warga masih sangat dominan hingga akhirnya ada kontestasi sound system yang semakin digemari," ucapnya.

Di sisi lain, dia tidak menampik, kegemaran masyarakat untuk mendengarkan musik melalui sound system sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Namun tingkatannya masih kecil hingga sedang seperti dalam acara hiburan di hajatan. Kemudian hal ini lambat-laun memuncak hingga munculnya pawai atau karnaval yang tingkatannya lebih besar. 

Merujuk pada hal tersebut, maka dia menilai pemerintah juga perlu mempertimbangkan ini sebelum membuat aturan. Artinya, pemerintah perlu mengupayakan bagaimana kebiasaan itu tidak menganggu kehidupan bertetangga dan masyarakat juga. 

Sebelumnya, Polres Malang telah melarang dan tidak akan memberikan izin atas pelaksanaan karnaval sound system. Jika pelaksana tidak mengindahkan hal tersebut, maka akan mendapatkan sanksi. Untuk sementara sanksi yang diberikan masih berupa penyitaan barang.

Sebagaimana diketahui, karnaval sound system di Kabupaten Malang telah mendapatkan perhatian publik. Pasalnya, kejadian ini mengakibatkan beberapa rumah dan jembatan terpaksa dirusakkan agar mobil pembawa sound system dapat lewat. Terbaru, seorang lansia diduga meninggal setelah mendengar dan menghadiri acara tersebut di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement