REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Warga ibu kota dan sekitarnya masih berolahraga di area “Car Free Day” setiap Ahad saat kondisi polusi udara di Jakarta cukup tinggi. Namun, mereka membatasi durasi berada di luar ruang dan mengenakan masker untuk mengurangi paparan polusi.
“Saya olahraga (di Car Free Day) karena sudah biasa, sudah rutinitas,” kata Luthfia, salah seorang warga dari Tebet, Jakarta Selatan saat ditemui di kawasan Car Free Day Sudirman, Ahad (10/9/2023).
Menurut Luthfia, kualitas polusi udara yang tinggi saat ini tidak menghambatnya untuk tetap beraktivitas di luar rumah, khususnya olahraga dan bekerja. Di hari biasa, Luthfia adalah seorang pekerja yang sehari-hari berjibaku dengan polusi udara dan kemacetan lalu lintas Jakarta.
Oleh sebab itu, ia mengaku sudah cukup terbiasa dengan kondisi polusi saat ini, meskipun diakuinya akhir-akhir ini udara Jakarta semakin pekat karena polusi dari asap kendaraan dan faktor lainnya. Untuk mengantisipasinya, Luthfia mengurangi jam olahraganya di luar ruangan saat libur dan minum air putih yang cukup serta memakai masker. “Agak mengurangi, biasanya sampai jam 10 pagi, sekarang jam 8 udah balik,” kata Luthfia.
Serupa dengan Luthfia, Risma dari Bekasi juga menyempatkan diri untuk berolahraga di kawasan Car Free Day Sudirman bersama rekan-rekannya, walaupun sejak pagi tadi (pukul 7.00 WIB) udara di Jakarta terpantau berada di angka 111 atau kurang sehat (menurut IQAir). Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk berolahraga. “Kita setiap Minggu selalu jalan pagi. Rencana mau ke sini memang sudah lama, tau sebenarnya dengan berita tentang polusi udara di Jakarta,” kata Risma.
Biasanya, ia berolahraga di area yang berbeda. Tidak hanya Jakarta, Risma juga sering berolahraga di sekitar rumahnya ataupun di kawasan sekitaran Jakarta lainnya. Oleh karena itu, ia selalu mengenakan masker dan memakai kacamata hitam sebagai alat pelindung diri untuk mengurangi paparan polusi udara.
Risma pun membatasi waktu olahraganya agar tidak terlalu lama, yakni pulang sebelum pukul 12 siang. Dibandingkan polusi udara, ia lebih mengkhawatirkan virus COVID-19 yang masih tetap ada hingga saat ini, sehingga ia pun mengantisipasi lebih kesehatan dirinya dari polusi dan COVID-19 dengan mengonsumsi vitamin. “Semenjak pandemi, minum vitamin terus,” kata Risma.
Tidak hanya warga, para penjual di kawasan Car Free Day Sudirman juga mengalami dampak negatif yang ditimbulkan akibat polusi udara di Jakarta saat ini. Meski begitu, mereka tetap melakukan aktivitas berdagang di sekitar kawasan tersebut.
“Ada (perbedaan). Mengurangi omzet dari biasanya,“ kata Wahyudin, pedagang telur gulung dari Parung Panjang.
Menurut Wahyudi, selama polusi udara di Jakarta sedang tinggi seperti saat ini, jumlah warga yang berolahraga di kawasan tempatnya berdagang menjadi lebih sedikit dari waktu-waktu sebelumnya. Beruntung, ia hanya berjualan di kawasan Sudirman di hari Minggu saja dan di hari lainnya ia berkeliling ke tempat lain, sehingga omzet dagangan per harinya bisa didapatkan dengan optimal.
Sama halnya dengan Wahyudi, penjual tahu bulat dari Jakarta bernama Wasta mengaku mengalami penurunan omzet saat berjualan di hari Minggu karena tingginya kadar polusi udara saat ini. Meskipun sedang ramai dengan polusi udara di Jakarta, ia tetap melakukan aktivitas berdagangnya di kawasan Car Free Day tersebut. “Sekarang berkurang, lebih sepi, gara-gara ada itu (polusi udara),” kata Wasta.
Sejak pukul 07.00 WIB pagi tadi, kawasan Car Free Day di Sudirman, Jakarta cukup ramai dikunjungi warga Jakarta dan sekitarnya untuk berolahraga atau sekadar jalan santai. Namun, jumlah warga yang datang berolahraga memang tidak sebanyak beberapa bulan sebelumnya saat polusi udara belum separah sekarang.
Polusi udara di Jakarta saat ini memang sedang berada di angka yang tinggi, terutama saat hari kerja (Senin - Jumat). Oleh karena itu, pastikan untuk mengenakan masker pelindung saat dibutuhkan dan mengonsumsi air putih serta vitamin yang cukup agar tubuh tetap sehat.