Ahad 10 Sep 2023 23:20 WIB

Setelah Pemadaman, Api Sempat Muncul Lagi di TPA Kopi Luhur Cirebon

Polisi mendapat informasi soal dugaan letupan bekas baterai ponsel.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
Kebakaran di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Sabtu (9/9/2023).
Foto: Dok Republika
Kebakaran di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Sabtu (9/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Kebakaran yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, sejak Sabtu (9/9/2023) petang dikabarkan bisa dipadamkan. Namun, pada Ahad (10/9/2023), dilaporkan api sempat muncul lagi di area TPA.

Kepala Polsek (Kapolsek) Selatan Timur (Seltim) Polres Cirebon Kota AKP Fiekry Adi Perdana menjelaskan, tim gabungan disiagakan di TPA Kopi Luhur untuk mencegah titik api kembali muncul sampai Ahad, sekitar pukul 13.00 WIB. Kemudian dilaporkan ada titik api lagi.

Baca Juga

“Imbas dari semalam karena cuaca masih panas dan angin kencang. Itu titik sudah padam, tapi karena ada gas, kembali lagi kebakaran. Titik api di bawah,” kata Kapolsek di Cirebon, Ahad.

Berdasarkan informasi dari dua warga, menurut Kapolsek, api yang memicu kebakaran diduga dari ledakan baterai bekas ponsel di tumpukan sampah. Namun, polisi masih menyelidikinya.

“Informasi yang kami dapat dari masyarakat, awal mulanya dikarenakan ada letupan bekas baterai barang elektronik. Kita masih menggali kepastiannya,” kata Kapolsek.

Sementara ini, Kapolsek menyebut pemicu kebakaran bukan dari aktivitas pembakaran sampah. Menurut dia, warga yang menetap di sekitar TPA Kopi Luhur biasanya mematuhi imbauan dari pemerintah untuk tidak membakar sampah atau lahan sembarangan. “Warga di sini tidak ada yang bakar sampah,” katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement