REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Doan Perdana peneliti sekaligus dosen Telkom University dan tim menciptakan alat pendeteksi unsur hara natrium fosfor kalium (npk), kelembapan dan ph untuk kesuburan tanah berbasis Internet of Things (IoT) dengan long range communication (LoRa). Alat portabel tersebut dinamakan Si Soil yang memberikan data real time.
Rektor Telkom University Prof Adiwijaya mengatakan Si Soil merupakan produk ketiga yang dibuat oleh kampus bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Sebelumnya produk yang dibuat yaitu Smart Lighting Hestia dan Patriot Net untuk mitigasi kebencanaan.
"Ini Si Soil, sistem informasi Soil. Jadi bagaimana alat pendeteksi unsur hara dan kondisi air di dalam tanah terutama digunakannya, saat uji laboratorium untuk tanaman kedelai," ucap dia belum lama ini.
Ke depan, ia menuturkan alat tersebut diharapkan dapat digunakan lebih luas untuk tanaman lainnya. Sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
Adiwijaya mengungkapkan alat tersebut saat ini di uji coba di wilayah Karang Anyar, Yogyakarta. Meski tidak memiliki jurusan pertanian, ia berharap alat tersebut dapat bermanfaat untuk petani.
"Ini (dibuat) sekitar tiga tahun, dari tahun 2021 sampai 2023 ini kita launching dengan pembiayaan sebesar Rp 4,4 miliar dari LPDP," kata dia.
Ketua tim peneliti Doan Perdana mengatakan cara pemakaian Si Soil sangat mudah yaitu petani tinggal menancapkan alat ke dalam tanah. Tidak lama berselang sekitar 30 detik akan muncul informasi secara real time tentang kandungan unsur hara, NPK, ph dan kelembapan tanah.
"Selama ini petani untuk mengetahui kandungan kesuburan tanah itu tidak bisa real time. Jadi problemnya harus menunggu ke analisis web, dengan waktu dua pekan sampai satu bulan," kata dia.
Bersama tim, ia mengembangkan inovasi Si Soil. Setelah mendapatkan informasi secara real time, Doan mengatakan alat tersebut akan memnerikan rekomendasi untuk waktu dan dosis pemupukan.
"Selama ini ketika kami road show ke beberapa petani, memang selama ini memberikan pupuk itu tidak tahu. Apakah harus hari ini dipupuk, atau besok dipupuk, dan berapa dosis atau kadarnya," ungkap dia.
Ia menambahkan alat portabel Si Soil lebih ekonomis dan murah jika dibandingkan dengan alat lain yang sudah ada. Si Soil selain dilengkapi data analitic juga terkoneksi dengan IoT. "Alat ini dari sisi power, baterainya juga life time 24 jam," kata dia.
Doan mengatakan hasil uji coba untuk satu siklus tanam pada tanaman kedelai terdapat peningkatan produktivitas mencapai 30 persen. Dari sisi efisiensi, muncul data tentang waktu pemupukan yang tepat.
"Saat ini problem di petani pupuk makin mahal, meski ada pupuk subsidi dan organik. Petani itu melihat ini ada efisiensi pemberian pupuk," kata dia.
Pada lahan datar, ia mengatakan alat Si Soil dapat membaca kondisi tanah mencapai 1 hektar. Namun, untuk lahan yang memiliki tingkat kemiringan tinggi dapat membaca sekitar 200-300 meter.