Selasa 12 Sep 2023 13:01 WIB

Kim Jong Un Tiba di Rusia, Kesepakatan Senjata di Depan Mata

Korut meningkatkan hubungan militernya dengan Rusia

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un tiba di Rusia pada Selasa (12/9/2023) pagi, saat dirinya dijadwalkan akan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un tiba di Rusia pada Selasa (12/9/2023) pagi, saat dirinya dijadwalkan akan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un tiba di Rusia pada Selasa (12/9/2023) pagi, saat dirinya dijadwalkan akan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kata pejabat di Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel).

Pertemuan itu dilakukan di tengah kekhawatiran yang kian berkembang atas kemungkinan kesepakatan senjata antara Pyongyang dan Moskow.

Baca Juga

Lembaga Kantor Berita Korut (KCNA) mengonfirmasi pada Selasa pagi bahwa Kim meninggalkan Pyongyang menuju Rusia dengan menggunakan kereta pada Ahad (10/9/2023) sore, didampingi para pejabat terkemuka dari partai berkuasa Korut dan angkatan bersenjata.

KCNA mengatakan Kim "berangkat dari sini dengan keretanya pada Ahad sore untuk mengunjungi Federasi Rusia," tanpa mengatakan apakah kereta tersebut melintasi perbatasannya.

Beberapa jam setelah laporan KCNA, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel Jeon Ha-kyou memberikan penilaian bahwa kereta yang dinaiki Kim Jong Un telah menyeberang ke Rusia pada Selasa pagi, seraya menambahkan bahwa kementerian tersebut memantau dengan cermat kemungkinan perundingan antara kedua negara terkait perdagangan senjata.

"Mengingat ada banyak personel militer yang mendampinginya, (kami) memantau dengan cermat apakah perundingan perdagangan senjata antara Korut dan Rusia, serta terkait transfer teknologi, akan dilakukan," kata Jeon.

Sementara itu, media Rusia Vesti Primorye melaporkan bahwa kereta Kim tiba di kota perbatasan Rusia Khasan pada Selasa, dan sedang dalam perjalanan ke Kota Ussuriysk di Rusia bagian timur jauh, mengutip sumber di kereta api.

Kereta tersebut melewati Stasiun Khasan pada Selasa pagi dan sudah di daerah Primorsky Krai, menurut laporan media Rusia.

Sejumlah foto yang dirilis media pemerintah Korut menunjukkan Kim didampingi Menteri Luar Negeri Pyongyang Choe Son-hui, serta pejabat tinggi militer Ri Pyong-chol dan Pak Jong-chon.

Namun demikian, kapan dan di mana Kim dan Putin akan bertemu masih belum diketahui, serta keberadaan Kim masih tidak jelas.

Sementara itu, Kremlin mengatakan negosiasi antara delegasi Korut dan Rusia direncanakan selama kunjungan Kim, dengan diskusi terkait kemungkinan pertemuan langsung antara para pemimpin.

Kunjungan tersebut akan menandai kunjungan pertama Kim ke Rusia dalam hampir 4,5 tahun dan kunjungan pertamanya ke luar negeri sejak wabah pandemi Covid-19.

Pyongyang baru-baru ini berupaya meningkatkan hubungan militernya dengan Moskow di tengah meningkatnya kerja sama keamanan antara Korsel, Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa Kim berencana melakukan perjalanan ke Vladivostok, kemungkinan dengan menggunakan kereta lapis baja bulan ini, untuk berunding dengan Putin terkait kemungkinan menyuplai Rusia dengan amunisi dan persenjataan untuk perangnya di Ukraina dan kerja sama militer lainnya.

Saat Korut dan Rusia mengonfirmasi kunjungan Kim ke Rusia, AS menyerukan agar Pyongyang untuk tidak menyediakan senjata apa pun ke Rusia.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson menggarisbawahi bahwa Korut dan Rusia kemungkinan akan terus membahas potensi kesepakatan senjata selama pertemuan Kim dan Putin.

"Seperti yang telah kami peringatkan secara terbuka, diskusi tentang senjata antara Rusia dan DPRK diperkirakan akan terus berlanjut selama kunjungan Kim Jong-un ke Rusia," kata Watson kepada Kantor Berita Yonhap ketika ditanya untuk mengomentari kunjungan Kim ke Rusia.

DPRK adalah singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, yang merupakan nama resmi Korut.

"Kami mendesak DPRK untuk mematuhi komitmen publik yang telah dibuat Pyongyang untuk tidak menyediakan atau menjual senjata ke Rusia," lanjut dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement