Jumat 15 Sep 2023 19:01 WIB

Ditanya Soal Menag yang Sebut Pilih Amin Bid’ah, Ini Kata Ketum PBNU

Kata Menag Bid'ah itu artinya netral, bahkan positif

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas . (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas . (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Yaqut Choli Qoumas atau Gus Yaqut baru-baru ini melontarkan candaan soal pasangan Anies-Imin (Amin) ketika membuka orientasi PPPK Kemenag RI di Surabaya pada Rabu (13/9/2023) lalu. Gus Yaqut menyatakan bahwa kalau ada yang masih memilih pasangan ‘Amin’ tersebut hukumnya bid’ah.

Saat dimintai tanggapan soal itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang tak lain adalah kakak kandung Menag, KH Yahya Cholil Staquf mengaku tidak mengetahui soal pernyataan lengkap adiknya tersebut. Dia pun menegaskan bahwa dirinya bukan juru bicaranya.

“Kalau soal pernyataan Menag saya ndak tahu pernyataan lengkapnya seperti apa, konteksnya apa ndak tahu saya, dia juga bukan pengurus PBNU, dan juga saya bukan juru bicaranya,” ujar Gus Yahya yang kemudian disambut dengan tawa saat konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).

Terkait hal itu, dia pun meminta kepada para wartawan untuk menanyakan langsung kepada adiknya. “Jadi silahkan tanyakan langsung kepada yang bersangkutan,” ucap Gus Yahya.

Terkait istilah Amin yang digunakan pasangan Anies-Muhaimin, Gus Yahya pun tidak mempermasalahkannya. Menurut dia, istilah itu boleh-boleh saja dipakai di dalam dunia politik.  “Amin imun, umun, imon, terserah saja sebetulnya ya kita mau ngomong apa,” kata Gus Yahya.

Di tempat yang berbeda, Gus Yaqut sendiri telah menyampaikan klarifikasi atas candaannya soal memilih pasangan bakal capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar adalah perbuatan bid’ah. Dia menyampaikan penjelasan panjang lebar yang pada intinya menekankan bahwa bid'ah punya arti positif.

Gus Yaqut menjelaskan, secara harfiah kata bid'ah berarti kebaruan atau novelty. Kata tersebut bersifat netral, bahkan bisa dimaknai secara positif.

“Orang saja yang mempersempitnya menjadi bid'ah seolah-olah jelek, tidak. Bid'ah itu artinya kreatif, novelty, kebaruan,” kata Yaqut saat konferensi pers usai menandatangani nota kesepahaman dengan KPU RI dan sejumlah lembaga negara lainnya di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (15/9/2023).

 

 

 

sumber : Muhyiddin
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement