Sabtu 16 Sep 2023 17:42 WIB

Belarusia Usulkan Kerja Sama Tiga Arah dengan Rusia dan Korea Utara

Usulan tersebut disampaikan Presiden Belarusia saat bertemu Putin di Sochi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berjabat tangan saat pertemuan mereka di Sochi, Rusia, Jumat, 15 September 2023.
Foto: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berjabat tangan saat pertemuan mereka di Sochi, Rusia, Jumat, 15 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi tuan rumah pertemuan dengan sekutunya Belarusia pada Jumat (15/9/2023). Dalam pertemuan ini Presiden Alexander Lukashenko menyarankan agar Minsk dapat bergabung dengan upaya Moskow untuk menghidupkan kembali aliansi lama dengan Pyongyang.

Lukashenko mengajukan usulan tersebut saat bertemu dengan Putin di resor Laut Hitam Sochi. Sedangkan pemimpin Rusia tersebut mengatakan, akan memberi pengarahan kepadanya tentang pembicaraan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di pelabuhan antariksa Vostochny di Timur Jauh Rusia dua hari sebelumnya.

Baca Juga

“Saya ingin memberi tahu Anda tentang diskusi mengenai situasi di kawasan yang cukup penting, dan juga menyentuh masalah yang paling akut, yaitu situasi di Ukraina,” kata Putin di awal pertemuan.

Lukashenko menanggapinya dengan mengatakan, mereka dapat memikirkan tentang kerja sama tiga arah. “Saya pikir ada sedikit pekerjaan yang dapat dilakukan Belarusia untuk dilakukan di sana juga," ujarnya.

Kim melanjutkan perjalanannya dengan mengunjungi pabrik pesawat di Komsomolsk-on-Amur untuk melihat jet tempur terbaru Rusia pada Jumat. Dia dijadwalkan tiba di pelabuhan Vladivostok di Rusia pada Sabtu (16/9/2023), dia diperkirakan akan melihat kapal perang Armada Pasifik Rusia dan mengunjungi kampus sekitar.

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya percaya bahwa Kim kemungkinan akan memasok amunisi ke Rusia untuk digunakan di Ukraina. Pasokan ini akan dibalas dengan senjata atau teknologi canggih dari Moskow. Jika benar terjadi, transaksi itu melanggar sanksi PBB  yang melarang perdagangan senjata apa pun dengan Korea Utara.

Putin mengatakan setelah bertemu Kim, bahwa Rusia akan mematuhi sanksi PBB dan menegaskan kembali janjinya pada Jumat. “Kami tidak pernah melanggar apapun, dan dalam hal ini kami tidak ada niat untuk melanggar apapun. Namun kami tentu akan mencari peluang untuk mengembangkan hubungan Rusia-Korea Utara," katanya.

Pertemuan Putin dengan Lukashenko merupakan pertemuan ketujuh mereka tahun ini. Lukashenko yang mengandalkan subsidi dan dukungan politik Rusia untuk memerintah negara bekas Soviet dengan tangan besi selama hampir tiga dekade, mengizinkan Kremlin menggunakan wilayah Belarusia untuk mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022.

Meski Belarusia terus menjadi tuan rumah bagi pasukan Rusia, Lukashenko menekankan bahwa negaranya tidak akan ikut berperang. “Lukashenko menunjukkan bahwa Belarusia hanya ingin menjadi pusat militer bagi Rusia dan mengambil keuntungan dari hal tersebut sebagai kompensasi atas penutupan pasar Barat dan sanksi yang dikenakan, namun Belarusia tidak ingin mengirim tentaranya untuk mati di Ukraina,” kata analis Belarusia Valery Karbalevich.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement