Ahad 17 Sep 2023 17:50 WIB

Mualaf Jaz Cooper, Kekaguman pada Islam Indonesia Antarkan Sang Atheis Masuk Islam

Mualaf Jaz Cooper mengaku tak pernah percaya tuhan

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Jaz Cooper beserta istri dan anaknya. Mualaf Jaz Cooper mengaku tak pernah percaya tuhan
Foto: Dok Istimewa
Mualaf Jaz Cooper beserta istri dan anaknya. Mualaf Jaz Cooper mengaku tak pernah percaya tuhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Jaz Cooper merupakan seorang warga Australia yang lahir dalam lingkungan Atheis. Terlahir di keluarga yang tidak pernah mengenal Tuhan dengan baik, membuatnya menyimpan banyak pertanyaan mengenai hal itu dan tentang kehidupan setelah di dunia ini. 

Mengingat kondisi keluarganya, tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu tidak dapat ia jawab sendiri atau ditanyakan kepada keluarga. Setelahnya, ia pun memutuskan untuk belajar beberapa agama, dari Kristen hingga Budha   

Baca Juga

Setiap harinya, ia merasa masih memiliki banyak keraguan dan pertanyaan dalam mencari spiritualisme. 

"Mungkin kata itulah yang bisa menggambarkan diriku saat itu. Jiwa muda yang ingin mengetahui dan belajar lebih banyak tentang Tuhan, di mana Tuhan itu berada, bagaimana Tuhan itu ada. Dan tentu saja, saya mencari kedamaian," ujar dia dikutip di laman YDSF, Ahad (17/9/2023). 

Saat itu, ia menyebut masih berusia 20 tahun. Dengan kesukaannya bepergian dan keinginannya mengenal Islam, ia pun memutuskan untuk melintasi berbagai negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. 

Cooper mengaku memiliki kebiasaan berjalan-jalan di dekat hotel pada pagi hari. Pada suatu waktu, ia menyadari bahwa hotel tempatnya menginap ternyata dekat dengan masjid. 

Ketika ia sedang berjalan santai itu, ia melihat beberapa orang menggunakan pakaian rapi, sarung dan beberapa perlengkapan untuk shalat berjalan menuju masjid. 

Baca juga: Saat Anda Terbangun Malam Hari dan Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Ini

Entah bagaimana, tetapi ketika melihat pemandangan itu ia seketika merasa merasa lebih baik dan damai. Padahal, ia mengaku belum pernah melihat hal seperti itu, baik di negara asalnya maupun negara lain tempat ia bepergian. 

"Rasa penasaran membuatku ingin tahu lebih banyak tentang mereka, bagaimana agama mereka. Sampai saya tahu kalau mereka Muslim, agamanya Islam. Kemudian, saya mulai belajar. Saya bahkan menyalin Alquran dan beberapa halaman hadits sebelum saya pulang," lanjut dia. 

Dengan bekal ilmu yang terbatas itu...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement