Ahad 17 Sep 2023 19:15 WIB

Kualitas Udara di Kota Palembang Belum Membaik, Berada di Level tidak Sehat

Kualitas udara di Kota Palembang memburuk karena adanya kabut asap karhutla.

Sejumlah pengendara melintas di Jembatan Musi VI yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Sejumlah pengendara melintas di Jembatan Musi VI yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang mengungkapkan kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan masih belum membaik dan berada pada level sedang hingga tidak sehat pada Ahad (17/9/2023). "Kini angka Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Palembang berkisar di angka 149 dari 101-200 mikrogram/m3 kategori tidak sehat," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang Mustain saat dikonfirmasi.

Tingginya angka ISPU tersebut dikarenakan masih banyaknya kabut asap di Kota Palembang akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Ia mengatakan, pengukuran ISPU itu dilakukan pada Sabtu (16/9/2023), di Stasiun Bukit Kecil Palembang pukul 15.00 WIB dan menetapkan hasil pengukuran angka ISPU di kota ini yakni 149 mikrogram/m3 dan tergolong tidak sehat.

Baca Juga

Ia mengimbau kepada masyarakat Palembang agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan selalu menggunakan masker apabila haru beraktivitas di luar rumah untuk mengantisipasi berbagai jenis penyakit gangguan pernapasan diakibatkan kabut asap karhutla. Sementara pantauan Antara di kawasan Jakabaring Palembang, ribuan masyarakat Palembang menikmati akhir pekan dengan berolahraga pagi.

Masyarakat tetap santai berolahraga tanpa menggunakan masker di tengah kabut asap yang mengepung kota ini. Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Sinta Andayani mengungkapkan udara di ibu kota Sumatera Selatan itu akhir-akhir ini kondisinya tidak sehat.

"Dalam kondisi udara tidak sehat, masyarakat diingatkan mengurangi kontak langsung dengan udara di luar ruangan dan menggunakan masker untuk mengantisipasi bahaya polusi udara bagi kesehatan," kata Sinta Andayani.

Untuk tidak memperburuk kondisi udara sekarang ini, masyarakat diimbau juga agar tidak membakar sampah atau aktivitas yang dapat menimbulkan asap atau pencemaran udara. Partisipasi dari semua pihak dan lapisan masyarakat berperan besar dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem dan udara buruk sekarang ini agar tidak semakin parah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement