REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berhubungan intim telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Namun, mungkin pasangan suami istri (pasutri) bertanya-tanya berapa banyak frekuensi yang ideal. Apakah sudah cukup sebulan sekali, sepekan sekali, atau bahkan lebih dari itu?
Penting untuk dicatat bahwa artikel ini hanya bertujuan memberikan pedoman umum berdasarkan hasil penelitian. Nyatanya, kondisi sehari-hari tidak selalu ideal, seperti kendala waktu, kesibukan, suasana hati, atau harus memprioritaskan hal lain.
Itu berarti apa yang berhasil untuk pasangan tertentu mungkin tidak berhasil untuk pasangan lainnya karena hubungan intim bersifat individual. Secara umum, hubungan seks teratur terbukti meningkatkan tingkat kebahagiaan pasutri, juga menurunkan stres dan kecemasan, serta mengendalikan tekanan darah.
Dilansir laman Marie Claire, Ahad (17/9/2023), studi Hims & Hers Let's Talk About Sex menyoroti intensitas berhubungan intim. Hasilnya menemukan bahwa 23 persen perempuan dan 18 persen pria yang tidak melakukan hubungan seks dalam sebulan terakhir (dalam periode penelitian).
Akan tetapi, 98 persen responden berasumsi bahwa semua orang pernah melakukan hubungan seks dalam sebulan terakhir. Sebanyak 45 persen melaporkan berhubungan seks kurang dari sekali sepekan. Sementara, 81 persen responden berasumsi bahwa rata-rata orang di negara tersebut melakukan hubungan seks setiap pekan atau lebih.
Studi menganalisis data para responden di Inggris. Dokter umum dan SVP Kesehatan Seksual Pria dan Urologi di Hims & Hers, Peter Stahl, menyebut sebenarnya tak ada patokan ideal berapa kali frekuensi berhubungan intim yang tepat untuk semua pasangan.
Yang jelas, itu merupakan bagian integral dari kualitas hidup dan memiliki dampak besar pada semua aspek kesehatan mental dan fisik. Pasangan yang memiliki libido rendah kemungkinan besar tidak akan mendapat manfaat dari lebih banyak seks.
"Ada variabilitas luar biasa di antara kehidupan seks pasangan. Ada banyak pasangan yang berhubungan seks sekali atau dua kali sebulan dan mereka sangat senang dengan hal itu. Dan ada pasangan lain yang jika tidak berhubungan seks dua, tiga, atau empat kali seminggu benar-benar merupakan pemicu stres dalam hubungan," kata Stahl.