REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah berlangsung selama lima hari pameran Kriyanusa 2023 resmi ditutup. Ketua Panitia Pameran Kriyanusa 2023, Sri Suparni Bahlil, menyampaikan pameran ini berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh puluhan ribu pengunjung.
“Kami sangat gembira dengan hasil pameran selama lima hari ini, bahwa berdasarkan data hingga siang hari ini pukul 14.00 WIB, didapat informasi jumlah pengunjung adalah sebanyak 46.795 orang dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 19.634.114.500 dan harapannya sampai malam dapat tercapai lebih dari 20 miliar rupiah,” ujar Sri Bahlil.
Pameran Kriyanusa tahun ini sudah semakin memperlihatkan kebangkitan perajin dan UMKM setelah pandemi Covid-19. Terhitung ada sekitar 307 booth peserta yang mengisi pameran, terdiri dari perajin binaan Dekranas/Dekranasda dari seluruh Indonesia dan juga perajin binaan Kementerian/Lembaga/BUMN serta stan kuliner khas berbagai daerah.
Ratusan booth hadir di Hall A, Jakarta Convention Center, yang tidak hanya menampilkan kerajinan tangan yang unik, tetapi juga memperlihatkan semangat inovasi dan kreativitas yang tak terbatas dalam menghasilkan produk-produk kriya unggul. Berbagai produk dihadirkan seperti wastra, anyaman, gerabah, ukiran dan berbagai produk kreatif lainnya.
“Dalam rangka memotivasi peserta pameran untuk mempersiapkan partisipasinya dengan lebih baik lagi, maka telah diadakan Lomba Penataan Stan dengan Produk Terbaik dan Lomba Karya Kriya Potensial,” ujar Sri Bahlil.
Penghargaan Lomba Penataan Stan dengan Produk Terbaik diberikan kepada tiga pemenang yang diumumkan pada hari penutupan. Juara pertama yakni Dekranasda Provinsi Lampung, diikuti oleh Kriya Sriwijaya Provinsi Sumatra Selatan, dan Provinsi Papua Tengah sebagai juara ketiga.
Sedangkan pada Lomba Karya Kriya Potensial dipilih empat pemenang terbaik yang dipilih berdasarkan kriteria dari segi kreativitas, inovasi, dan daya jual. Empat Kriya yang terpilih yakni kriya daur ulang botol air minum kemasan dari Dekranasda Kota Medan. Lalu tenun Bombana dari Dekranasda Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Tas kombinasi anyaman rotan dan rajut Iban dari Provinsi Kalimantan Barat, serta nampan rotan dengan pewarna alam dari Dekranasda Provinsi Kalimantan Utara.