Rabu 20 Sep 2023 12:01 WIB

Disebut Paling Berpotensi Jadi Cawapres Prabowo, Erick: Koalisi Partai yang Berhak Bicara

Poltracking menilai Erick memiliki faktor yang dibutuhkan bakal capres Prabowo.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menemani kunjungan Presiden Jokowi ke pabrik PT Pindad, Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).
Foto: Dok. Republika
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menemani kunjungan Presiden Jokowi ke pabrik PT Pindad, Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Menteri BUMN Erick Thohir disebut-sebut paling berpotensi menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Terkait hal ini, Erick Thohir pun akan menyerahkan kepada koalisi partai.

“Kalau masalah tentu pembicaraan mengenai calon pencalonan itu kan ada koalisi. Mereka yang berhak berbicara. Saya serahkan saja kepada koalisi mana yang terbaik,” ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Baca Juga

Erick mengaku belum melakukan komunikasi politik dengan pihak manapun, baik dengan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, maupun Anies Baswedan. Meski demikian, ia memastikan hubungannya dengan semua pihak berjalan baik.

“Saya sudah sampaikan, komunikasi saya dengan Pak Ganjar, Pak Prabowo, sejak awal berlangsung dengan baik dan Pak Anies pun berlangsung dengan baik dengan konteks pekerjaan ya. Konteks pekerjaan, kita tidak bicara yang spesifik ke politik,” ujarnya.

Begitu juga hubungannya dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang sudah terjalin sejak lama masih berjalan baik. Zulhas sendiri sebelumnya menyampaikan bahwa PAN tetap konsisten untuk mengusulkan nama Erick Thohir sebagai pendamping Prabowo.

“Saya tidak ada komunikasi kepada pihak-pihak terkait, tapi saya pastikan hubungan saya dengan Pak Zulhas itu kan memang hubungannya sejak lama dan sangat baik di mana keluarga kita juga bersahabat dan di situlah mungkin dari pihak Pak Zulhas dan PAN sendiri punya komitmen,” jelas Erick.

Erick pun mengapresiasi dukungan dari PAN terhadap dirinya maupun hasil survei berbagai lembaga. Meskipun begitu, ia tetap menyerahkan keputusan tersebut kepada koalisi partai.

“Tentu saya apresiasi. Tapi kan kembali ini kan koalisi. Tidak bisa istilahnya mendorong-mendorong pertemuan pribadi, tidak,” kata dia.

Erick menegaskan, saat ini dirinya tetap akan fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas dan pekerjaannya. Sehingga kinerjanya di BUMN maupun di persepakbolaan tetap berjalan baik.

“Pada saat ini saya fokus pada apa kerjaan yang saya rasa sudah ada di depan mata dan kita fokus,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tetap konsisten mengusulkan dua nama bakal cawapres untuk dipasangkan sebagai pendamping bacapres Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2024. Dua nama itu adalah Erick Thohir dan Muhadjir Effendy.

“Bakal cawapres itu sudah jelas, Pak Erick Thohir, nomor dua Pak Muhadjir, sudah,” katanya di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (18/9/2023).

Sementara Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir merupakan sosok paling berpotensi mendampingi bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

“Dari sisi kandidasi Erick Thohir paling tinggi potensinya,” katanya dalam tayangan di salah satu televisi swasta, yang dipantau di Jakarta, Selasa (19/9/2023) malam.

Hanta menjelaskan potensi Erick dilihat berdasarkan beberapa faktor dari kebutuhan Prabowo terkait sosok bakal cawapres. Ia mengatakan dari sisi elektoral, Prabowo Subianto membutuhkan empat faktor dari kandidat bakal calon presiden yang akan mendampinginya.

Faktor pertama adalah seorang cawapres yang komplementer atau berkontribusi secara elektoral, yakni dari sisi territorial. Selanjutnya, dari sisi segmentasi demografi, sosok bacawapres harus memiliki kedekatan dengan pemilih pemula dan pemilih muda atau pemilih milenial.

Kemudian, basis sosiologis pemilih Nahdlatul Ulama (NU) dibutuhkan Prabowo sebagai basis nasionalis. Bahkan, dibutuhkan sosok seorang kader Nahdlatul Ulama (NU) atau memiliki hubungan cukup dekat atau relasi dengan NU

Selain itu, Prabowo membutuhkan basis dukungan Jokowi, di mana Prabowo memiliki cukup kedekatan dengan Jokowi sehingga dibutuhkan sosok cawapres yang memiliki kedekatan dengan Jokowi.

Kemudian berdasarkan hasil survei teranyar Politika Research & Consulting (PRC) pada September menunjukkan Erick Thohir menempati elektabilitas tertinggi sebagai bakal cawapres. Posisi Erick disusul Ridwan Kamil di urutan kedua, kemudian Muhaimin Iskandar di urutan ketiga.

“Dengan simulasi tujuh nama, menarik adalah nama Erick Thohir dan Ridwan Kamil itu unggul di dalam margin of error dengan Muhaimin Iskandar,” kata Direktur Eksekutif PRC Rio Prayogo dalam rilis survei "Peta Politik Jawa Timur Pasca-Deklarasi AMIN", sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Politika Research & Consulting, di Jakarta, Ahad (17/9/2023).

Dalam simulasi tujuh nama elektabilitas cawapres, Erick Thohir meraih elektabilitas sebesar 16,8 persen. Elektabilitas Ridwan Kamil sebesar 16,4 persen, dan Muhaimin Iskandar sebesar 15,4 persen.

Elektabilitas cawapres berikutnya secara berturut-turut, yakni Sandiaga Uno (12,6 persen), Gibran Rakabuming Raka (10,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (10 persen), dan Airlangga Hartarto (1,2 persen).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement