Rabu 20 Sep 2023 14:17 WIB

Membangun Benteng Ekonomi Nasional dari Pelabuhan

Peran logistik sangat penting untuk menopang perekonomian Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Aktivitas kapal pesiar dilayani di pelabuhan yang dioperatori PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Foto: Humas Pelindo
Aktivitas kapal pesiar dilayani di pelabuhan yang dioperatori PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelabuhan bukan hanya sekadar tempat kapal bersandar, berlabuh, bongkar muat barang, dan melayani penumpang saja. Dari pelabuhan, banyak kegiatan ekonomi bermula dan pada akhirnya menggerakan pertumbuhan perekonomian di banyak sektor.

Maka tak heran, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menaruh harap dapat membangun benteng ekonomi nasional dari pelabuhan. Setelah dua tahun merger, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berhasil masuk sebagai operator peti kemas terbesar dengan ranking delapan di dunia.

Baca Juga

"Paling tidak ke depannya (Pelindo) masuk lima besar. Kami ingin membangun benteng ekonomi nasional karena itu kita harus jadi global players," kata Erick, beberapa waktu lalu.

Setelah melakukan transformasi pascamerger, kini Pelindo tidak lagi berfokus dalam perubahannya menuju ekosistem maritim terintegrasi. Kini langkahnya menentukan bagaimana melanjutkan transformasi ke depan untuk mendukung ekonomi nasional serta menjadi pemain global.

photo
Aktivitas bongkar muat di terminal PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP). - (Humas Pelindo)

Erick menekankan, roadmap global player sudah ada, tapi business model harus diperkaya. Erick juga mengharapkan Pelindo dapat memperluas benchmarking dan standardisasi agar memiliki aset di luar negeri yang standarnya bagus.

Tagline baru Indonesia Maritime Gateway juga memperkuat posisi Pelindo dengan visi memimpin ekosistem maritim berkelas dunia. Erick menuturkan, dalam membangun ekosistem terdapat peran supply chain, yakni industri dan logistik harus terintegrasi dengan pelabuhan.

"Peran logistik sangat penting untuk menopang perekonomian Indonesia, ibaratnya ini nadinya," ujar Erick.

Pelindo pun kini sudah menyusun rencana dalam melanjutkan transformasinya. Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ali Mulyono, mengatakan, selama ini transformasi layanan pelabuhan diimplementasikan melalui standardisasi operasional pelabuhan.

Hal tersebut ditunjang dengan peningkatan kapabilitas SDM, kegiatan operasi berbasis planning and control dan optimalisasi infrastruktur. Begitu juga dengan suprastruktur serta internalisasi budaya keselamatan kerja.

Standardisasi layanan

Group Head Sekretariat Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Ali Mulyono mengatakan, standardisasi layanan pelabuhan kini telah berhasil menurunkan vessel port stay. Ali menyebut, waktu sandar kapal dan meningkatkan produktivitas melalui indikator box ship hour (BSH) dan ton ship day (TSD) di sejumlah terminal pelabuhan petikemas dan non-peti kemas milik Pelindo.

Ali memastikan, Pelindo berkomitmen untuk terus melanjutkan proses transformasi standardisasi. “Ini dilakukan pada keseluruhan rantai pelayanan pelabuhan yang mencakup layanan peti kemas, non-peti kemas, marine, dan logistik,” kata Ali kepada Republika, Rabu (20/9/2023).

Dia menambahkan, Pelindo juga berkomitmen untuk menerapkan transformasi standardisasi pelayanan. Ali memastikan transformasi tersebut diterapkan ke seluruh terminal pelabuhan yang dikelola Pelindo di seluruh Indonesia.

“Transformasi standardisasi pelayanan akan dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan tingkat maturitas, kondisi geografis, dan tantangan operasional yang beragam antar terminal pelabuhan,” ujar Ali.

Kinerja meningkat

Merger berhasil membuat Pelindo meningkatkan kinerjanya. Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan, pelabuhan merupakan salah satu kunci penting konektivitas logistik, terutama untuk sektor maritim.

“Efisiensi proses kepelabuhanan sangat penting untuk efisiensi proses logistik secara end to end,” kata Setijadi kepada Republika.co.id, Selasa (19/9/2023).

Setijadi menilai, Pelindo berupaya untuk berkontribusi dalam penurunan biaya logistik. Khususnya melalui peningkatan kinerja kepelabuhanan yang akan berdampak terhadap pengurangan waktu berth turn around.

“Hal ini akan berdampak terhadap peningkatan waktu siklus kapal berlayar dan penghematan biaya operasional karena waktu sandar kapal yang lebih singkat,” ujar Setijadi.

Setijadi menjelaskan, perbandingan kinerja Pelindo dapat dilihat dari kondisi sebelum transformasi pada 2019 dan setelah transformasi pada 2022. Berdasarkan data dari Pelindo, Setijadi mengatakan productivity box ship hour di beberapa pelabuhan semakin meningkat.

Misalnya, di Pelabuhan Belawan, Setijadi mengatakan, BSH meningkat dari 20 menjadi rata-rata 38 dan di Makassar dari 20 menjadi rata-rata 34. Sementara vessel port stay hours mengalami penurunan seperti di Pelabuhan Belawan yang menurun dari 55 menjadi rata-rata 32 dan di Pelabuhan Makassar dari 38 menjadi rata-rata 22.

photo
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) terus mengembangkan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub agar memberikan nilai tambah pariwisata di Pulau Dewata. - (Humas Pelindo)

Digitalisasi dan integrasi

Dengan kinerja yang tumbuh positif, Pelindo tentu tidak berhenti dalam melakukan transformasi setelah dua tahun merger. Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ali Mulyono, memastikan, transformasi tersebut akan dilanjutkan dengan sistemisasi dan digitalisasi layanan pelabuhan serta integrasi data antarpelabuhan.

Selain transformasi standardisasi pelayanan pelabuhan, Ali menegaskan, Pelindo juga akan mengambil langkah strategis. “Langkah ini khususnya dalam pengembangan bisnis Perusahaan dan meningkatkan konektivitas serta efisiensi value chain area laut,” kata Ali.

Pengembangan tersebut dilakukan melalui optimalisasi jaringan hub and spoke dengan konsolidasi kargo di pelabuhan utama atau hub. Hal tersebut dilakukan bekerja sama dengan pelaku industri pelayaran sehingga mendukung penciptaan aktivitas ekonomi secara merata di Indonesia.

Ali menambahkan, Pelindo juga ikut mendukung pertumbuhan layanan logistik terintegrasi melalui pengembangan integrasi akses. Begitu juga dengan pengembangan konektivitas antara pelabuhan dengan kawasan industri dan ekonomi dalam rangka memperlancar arus barang.

“Ini dilakukan untuk menciptakan biaya logistik yang lebih efisien serta mendorong pertumbuhan industri dan penguatan ekonomi kawasan,” ujar Ali.

PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) juga melakukan transformasi terminal peti kemas yang mulai menyentuh aspek digitalisasi proses bisnis. Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra mengatakan pada tahapan tersebut mulai menginisiasi penggunaan single terminal operating system (TOS) di seluruh terminal yang dikelola.  

Penggunaan single TOS saat ini telah terimplementasi di TPK New Makassar dan TPK Ambon. Secara bertahap, single TOS akan diimplementasikan di terminal peti kemas lain di bawah pengelolaan SPTP.

“Penggunaan single TOS diharapkan dapat mendukung tersedianya data dan informasi yang cepat dan tepat guna mewujudkan terminal peti kemas yang berkinerja tinggi dan juga andal,” jelas Widyaswendra.

photo
Kapal MV Stephanie C milik perusahaan pelayaran asal Oman, Asyad Line bersandar di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok yang dioperasikan oleh IPC Terminal Petikemas. - (Humas Pelindo)

Transformasi terminal peti kemas

Perusahaan operator terminal Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) juga saat ini tengah gencar melakukan transformasi di seluruh area kerja. Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan, terdapat empat tahapan transformasi terminal peti kemas yang dilakukan SPTP.

Pada tahap pertama, SPTP mengidentifikasi ketimpangan layanan saat ini dengan layanan yang terstandar. Selain itu juga melakukan penataan ulang lapangan, memenuhi kebutuhan dasar untuk kegiatan operasional, dan menganalisis kondisi serta kebutuhan alat suatu terminal.

“Pada tahapan selanjutnya kami juga melakukan standardisasi keterampilan dan pengetahuan bagi para pekerja operasional. Hal ini penting karena mereka yang akan menjalankan kegiatan operasional di lapangan,” kata Widyaswendra, Selasa (19/9/2023).

Widyaswendra menuturkan, kegiatan bongkar muat peti kemas di terminal dijalankan dengan berbasis perencanaan dan pengendalian. Pada tahapan itu, pemenuhan peralatan pendukung kegiatan bongkar muat dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur dasar terminal peti kemas.

“Terhadap pemenuhan peralatan, salah satu caranya adalah dengan optimalisasi aset. Artinya terhadap beberapa peralatan di pelabuhan asal yang pemanfaatannya kurang optimal, kami pindahkan ke pelabuhan lain yang membutuhkan. Seperti Quay Container Crane yang kami pindahkan dari Pelabuhan Ternate ke Kaltim Kariangau Terminal juga rubber tyred gantry crane dari Kaltim Kariangau Terminal ke TPK New Makassar,” kata Widyaswendra.

SPTP juga saat ini sudah  berbicara mengenai ekosistem kepelabuhanan. Beberapa diantaranya seperti pertukaran data dengan pemangku kepentingan dan perusahaan pelayaran, pemilik barang, ekspedisi, dan perbankan.

Untuk menjadi ekosistem berkelas dunia, Pelindo masih perlu melanjutkan transformasinya. Efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional pada akhirnya mampu menekan ongkos logistik. Lalu logistik menjadi kunci pemerataan pertumbuhan ekonomi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement