REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Badan kontra-terorisme India, Badan Investigasi Nasional (NIA) mengintensifkan tindakan keras terhadap teroris Khalistani yang beroperasi di India. NIA mengumumkan hadiah uang tunai masing-masing sebesar 1 juta rupee atau 12 ribu dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Harwinder Singh Sandhu dan Lakhbir Singh Sandhu.
Harwinder dan Lakhbir dituduh mempromosikan kegiatan teror Babbar Khalsa Internasional (BKI) di India, yang merupakan kelompok separatis utama Sikh. NIA mengatakan, hadiah uang tunai masing-masing 500.000 rupee juga telah diumumkan untuk informasi tentang tiga rekanan lainnya.
"Kelima orang tersebut dituduh melakukan serangan militan dan mengumpulkan dana untuk BKI, yang merupakan sebuah kelompok teror terlarang," ujar pernyataan NIA.
NIA mengatakan, kelima orang itu telah merekrut anggota baru untuk BKI dan membentuk jaringan operasi di berbagai negara untuk melanjutkan kegiatan teror mereka di sejumlah wilayah di India. Sebelumnya Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau pada Senin (18/9/2023) mengatakan kepada parlemen bahwa, badan intelijen Kanada telah menyelidiki kasus pembunuhan terhadap pemimpin Sikh Hardeep Singh Nijjar, yang tewas ditembak pada 18 Juni di luar pusat kebudayaan Sikh di Surrey, British Columbia. Nijjar adalah seorang pendukung kuat separatis Sikh.
Pada saat kematiannya, Nijjar sedang mengorganisasi referendum tidak resmi di India untuk negara Sikh yang merdeka. Tahun lalu, pihak berwenang India mengumumkan hadiah uang tunai bagi informasi yang mengarah pada penangkapan Nijjar. Pemerintah India menuduh Nijjar terlibat dalam dugaan penyerangan terhadap seorang pendeta Hindu di India.
Gerakan kemerdekaan Sikh, atau Khalistan, dilarang di India karena para pejabat menganggap gerakan tersebut dan kelompok afiliasinya sebagai ancaman keamanan nasional. Namun, gerakan ini masih mendapat dukungan di India utara, serta beberapa negara seperti Kanada dan Inggris yang merupakan rumah bagi diaspora Sikh dalam jumlah besar.
Organisasi Sikh Dunia Kanada menyebut Nijjar sebagai pendukung Khalistan yang vokal dan sering memimpin protes damai terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang aktif terjadi di India dan mendukung Khalistan. “Nijjar telah secara terbuka berbicara tentang ancaman terhadap nyawanya selama berbulan-bulan dan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran badan intelijen India,” kata pernyataan Organisasi Sikh Dunia.
Pihak berwenang India telah menindak separatisme Sikh selama bertahun-tahun. Pemberontakan bersenjata untuk membentuk negara Sikh merdeka bernama Khalistan terjadi di negara bagian Punjab pada 1980an. Hal ini memicu operasi militer kontroversial oleh pemerintah India yang menewaskan ribuan orang.