Rabu 27 Sep 2023 11:44 WIB

India Akhirnya Ikut Selidiki Kasus Pembunuhan Pemimpin Sikh di Kanada

Hubungan Kanada dan India renggang karena kasus pembunuhan pemimpin Sikh.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Warga Sikh Kanada melancarkan protes kecil di luar misi diplomatik India pada Senin (25/9/2023).
Foto: AP
Warga Sikh Kanada melancarkan protes kecil di luar misi diplomatik India pada Senin (25/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI --- Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, mengatakan pada Selasa (26/9/2023), India telah mengatakan kepada Kanada bahwa New Delhi terbuka untuk menyelidiki informasi "spesifik" atau "relevan" yang diberikan oleh Kanada mengenai pembunuhan separatis Sikh, Hardeep Singh Nijjar.

Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan pekan lalu bahwa Ottawa memiliki informasi intelijen yang dapat dipercaya yang menghubungkan agen-agen India dengan aksi pembunuhan tersebut. Di mana pernyataan itu, telah memicu reaksi awal yang marah dari New Delhi, dan langsung membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga

Ditanya tentang tuduhan-tuduhan tersebut di sebuah acara Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, Jaishankar memerinci tanggapan India dalam keterlibatan diplomatik. "Pertama, kami mengatakan kepada pihak Kanada bahwa ini bukanlah kebijakan pemerintah India," katanya. 

"Dua, kami mengatakan kepada pihak Kanada bahwa jika Anda memiliki sesuatu yang spesifik, jika Anda memiliki sesuatu yang relevan, Anda tahu, beritahu kami - kami terbuka untuk melihatnya," ujar Jaishankar.

India pekan lalu menangguhkan visa baru untuk warga Kanada dan meminta Ottawa untuk mengurangi kehadiran diplomatiknya di negara ini. India memberi alasan Kanada telah berubah, apa yang disebutnya sebagai lingkungan keamanan yang memburuk bagi warga India.

India telah "mendesak Kanada" tentang klaimnya bahwa penjahat terorganisir berbasis di sana, mengacu pada separatis seperti Nijjar, katanya, seraya menambahkan bahwa India telah membuat "sejumlah besar permintaan ekstradisi."

"Gambaran ini tidak lengkap tanpa konteksnya," tambahnya. "Anda juga harus menghargai bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Kanada sebenarnya telah melihat banyak kejahatan terorganisir, Anda tahu, yang berkaitan dengan kekuatan separatis, kejahatan terorganisir, kekerasan, ekstremisme, semuanya sangat, sangat bercampur aduk," kata Jaishankar.

Sekutu-sekutu Kanada, termasuk Amerika Serikat, telah dengan hati-hati menyatakan keprihatinannya atas klaim tersebut dan mendesak India untuk bekerja sama dalam penyelidikan Kanada.

Duta Besar AS untuk Kanada mengatakan kepada televisi Kanada bahwa beberapa informasi tentang kasus ini telah dikumpulkan oleh aliansi intelijen Five Eyes, yang meliputi AS, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Inggris.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement