Kamis 21 Sep 2023 16:41 WIB

Stasiun Klimatologi Peringatkan Fenomena Angin Kencang Hingga Oktober di Yogyakarta

Musim angin kencang masih terjadi di kawasan pantai selatan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Angin kencang. Ilustrasi.
Foto: sportige.com
Angin kencang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Tenda sebuah acara kegiatan di lapangan terbuka di Lapangan Desa Mulyodadi, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY, ambruk dan beterbangan akibat angin kencang. Peristiwa yang terungkap dari video yang beredar pada Kamis (21/9/2023) ini terjadi akibat angin kencang pada musim kemarau.

Dalam video rekaman warga yang beredar terlihat ada tiang tenda panggung ambruk dan atap seng yang berterbangan akibat angin kencang. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam peristiwa tersebut.

Menanggapi fenomena angin kencang ini, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono menjelaskan, selama musim kemarau dapat terjadi fenomena angin kencang di lapangan terbuka.

"Biasa terjadi di daerah terbuka dan sesaat saja. Ini disebabkan oleh pemanasan yang cukup kuat karena tidak ada naungan sama sekali," ujar Warjono kepada Republika.co.id, Kamis (21/9/2023).

Ia memaparkan, angin kencang tersebut biasanya terjadi saat musim kemarau atau di tempat terbuka yang mendapatkan langsung cahaya matahari terik.

Ketika lapangan terbuka menerima matahari langsung karena tanpa halangan dan sedikit awan, terjadi pemanasan yang sangat kuat yang dapat menyebabkan tekanan di tempat tersebut menjadi rendah. Akibatnya, terjadi pusaran angin yang mampu mengangkat benda-benda di sekitar lapangan tersebut.

"Tapi ini hanya terjadi biasanya di tanah lapang dan sangat terik. Sifatnya gak lama tapi menyebabkan pusaran angin," katanya.

Selain itu musim angin kencang masih terjadi di pantai selatan. Angin kencang yang disebut angin timuran tersebut terjadi di pantai selatan setiap hari hingga musim kemarau berakhir. Angin timuran terjadi di atas pukul 09.00 hingga 20.00 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023. Untuk itu, Warjono mengimbau masyarakat untuk waspada akan angin kencang yang terjadi di lapangan terbuka maupun di pesisir.

"Musim kemarau diperkirakan sampai akhir Oktober karena memang El Ninonya masih terjadi. Jadi, tetap waspada untuk melakukan kegiatan di lapangan terbuka dan hati-hati ada pusaran angin yang kecil akibat panas terik," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement