Ketika Umar bin Abdul Aziz berkuasa, ia membuat kebijakan semua khatib haurs membaca ayat itu. Ini adalah suatu bentuk instruksi dari khalifah, bahwa semua orang harus berlaku adil, tidak boleh premordial dan sektarian.
"Ini politik, yang sifatnya high politic. Harus adil, itu perintah Alquran. Harus jujur, perintah Alquran. Namun ketika kemudian pilihlah pemimpin yang adil dan jujur namanya Abdul Mu'ti, itu praktis," guraunya.
Selanjutnya, Abdul Mu'ti menyebut setiap orang harus memahami rambu-rambunya. Jangan sampai ada yang yang menggunakan dalil untuk memilih orang atau partai, atau menjual ayat untuk memilih.
Antara politik praktis dan politik tingkat tinggi sebetulnya sudah jelas berbeda. Yang menjadi tantangan adalah apakah bisa tidak melampaui batas-batas yang tidak menjadi bagian dari kewenangan-kewenangannya. Ia menyebut banyak persoalan politik muncul ketika melampaui batas-batas yang bukan kewenangannya.