REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Alergi terhadap makanan merupakan salah satu bentuk alergi yang sangat umum. Individu dengan alergi makanan umumnya memiliki alergi terhadap 1-3 jenis makanan. Namun seorang wanita asal Amerika Serikat memiliki alergi terhadap hampir semua jenis makanan.
Wanita bernama Mia Silverman tersebut memiliki alergi terhadap lebih dari 50 jenis makanan. Sebagian di antaranya adalah kacang-kacangan, biji-bijian, produk susu, ikan, kopi, cokelat, dan beragam jenis buah serta sayur.
Hanya dengan menggigit sedikit cokelat atau menyeruput sedikit kopi, Silverman bisa mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa. Situasi ini pernah terjadi ketika Silverman sedang makan bersama dengan keluarganya di restoran.
"Keluarga saya menyaksikan saya mengalami anafilaksis (reaksi alergi berat yang bisa mengancam jiwa) di restoran dan dilarikan ke rumah sakit, namun mereka yakin bahwa semua yang saya alami itu dibuat-buat," papar Silverman, seperti dilansir Metro, Sabtu (23/9/23).
Kondisi ini kerap membuat Silverman tak dilibatkan dalam beragam acara keluarga. Alergi makanan berat yang Silverman alami juga kerap mengganggu keseharian serta kehidupan sosialnya. "Setiap kali saya pergi ke sebuah pesta, saya harus membawa makanan saya sendiri dan cupcake kecil saya sendiri. Rasanya sangat tidak nyaman karena seperti Anda tidak bisa berpartisipasi dalam apa pun," tambah wanita berusia 20 tahun tersebut.
Oleh karena itu, alergi makanan yang diidap oleh Silverman tak hanya mempengaruhi kesehatan fisiknya tetapi juga mentalnya. Karena kerap dijauhi dan bahkan menjadi korban perundungan akibat alergi yang dia idap, Silverman mengalami gangguan kecemasan dan depresi yang cukup lama.
Silverman mengungkapkan bahwa masalah alergi makanan yang dia alami sudah muncul sejak dia lahir. Mulanya, Silverman hanya mengalami kesulitan untuk mencerna beberapa jenis makanan, seperti produk susu.
Seiring berjalannya waktu, jenis makanan yang dapat memicu reaksi alergi Silverman semakin bertambah. Pada usia dua tahun misalnya, Silverman mulai mengalami alergi terhadap kukis bikinan rumah yang mengandung kacang. "Tenggorokan saya tertutup begitu saja, seluruh tubuh saya dipenuhi ruam, dan saya saat itu muntah," lanjut Silverman.
Kondisi tersebut membuat Silverman kecil harus dilarikan ke rumah sakit. Di rumah sakit, Silverman yang masih berusia dua tahun diminta untuk menjalani serangkaian tes alergi. Dari tes inilah, baru terungkap bahwa Silverman memiliki alergi terhadap banyak jenis makanan.
Meski jenis makanan yang memicu alerginya terus bertambah, ada beberapa alergi makanan yang juga menghilang seiring dengan bertambahnya usia Silverman. Sebagai contoh, Silverman saat ini tak lagi alergi terhadap gluten dan kedelai.
Alergi Silverman terhadap produk susu juga sempat menghilang untuk beberapa saat. Namun sejak sekitar dua tahun lalu, Silverman kembali mengalami alergi terhadap produk susu. "Saya telah mencoba semua pengobatan, dan dokter-dokter saya berpikir bahwa saya memiliki masalah autoimun, yang masih mereka coba untuk diagnosis," ujar Silverman.
Karena alergi terhadap banyak jenis makanan dan berisiko mengalami reaksi yang membahayakan jiwa, Silverman harus membawa EpiPen ke mana pun dia pergi. Dengan begitu, Silverman bisa segera menyuntikkan dirinya sendiri dengan obat pereda reaksi alergi bisa tanpa sengaja menyantap makanan pemicu alergi.