Sabtu 23 Sep 2023 14:48 WIB

Perahu Nelayan Terhantam Ombak di Pantai Karapyak Pangandaran, Satu Meninggal

Perahu dengan empat nelayan itu berangkat dari Cilacap untuk memeriksa jaring lobster

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Tim SAR gabungan mengevakuasi nelayan tenggelam. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Tim SAR gabungan mengevakuasi nelayan tenggelam. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Sebuah perahu nelayan asal Kabupaten Cilacap dilaporkan mengalami kecelakaan laut di Pantai Karapyak, Kabupaten Pangandaran, pada Sabtu (23/9/2023). Akibatnya, satu orang nelayan meninggal dunia.

Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Kasatpolairud) Polres Pangandaran AKP Sugiato mengatakan, perahu yang membawa empat orang nelayan itu berangkat dari Kabupaten Cilacap untuk memeriksa jaring lobster pada Sabtu (23/9/2023). Ketika sampai di tengah laut, sekitar pukul 06.00 WIB, perahu yang mereka tumpangi tiba-tiba terhantam ombak tinggi. 

"Perahu yang mereka tumpangi tak bisa menghindar dan tergulung ombak," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (23/9/2023).

Menurut Sugiato, perahu nelayan itu sempat terbalik. Tiga orang nelayan berhasil menyelamatkan diri berenang ke tepi Pantai Karapyak. Sementara satu orang nelayan lainnya sempat hilang. 

"Namun, satu nelayan itu ditemukan meninggal dunia setelah dua jam pencarian," kata Sugiato.

Ia menambahkan, ketiga korban selamat dibawa ke Puskesmas Kalipucang untuk di lakukan pemeriksaan medis. Dari tiga korban selamat, dua di antaranya hanya mengalami luka ringan. Sedangkan satu korban lainnya mengalami luka goresan di sekujur tubuh karena diduga terkena batu karang.

Sugiato juga mengimbau para nelayan yang melaut untuk lebih berhati-hati. Menurut dia, kondisi ombak di wilayah perairan Kabupaten Pangandaran memang sedang cenderung normal. "Namun, ombak bisa tiba-tiba tinggi," ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement