REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengoptimalkan kinerja operasional dengan memperkuat digitalisasi di seluruh lini bisnisnya, mulai dari hulu, pengolahan, hingga pemasaran, guna mewujudkan bisnis yang lebih agresif dan efisien.
Pada acara Forum Digital BUMN (Fordigi) Summit 2023 di Jakarta pada 26–27 September, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan Indonesia berkepentingan untuk mendorong hadirnya sumber daya manusia (SDM) BUMN yang menguasai teknologi digital.
"Ke depan, BUMN Indonesia membutuhkan 20 persen digital talent yang mampu mengakselerasi transformasi digital BUMN," kata Erick dalam sambutannya pada Fordigi Summit, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, yang diterima di Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Memahami pentingnya akselerasi digital tersebut, Pertamina secara masif mengembangkan pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai aspek bisnisnya. Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Erry Widiastono menjelaskan optimalisasi digital ini akan mendukung pencapaian target operasional maupun efisiensi keuangan.
Di sektor hulu, dia menjelaskan, pemanfaatan teknologi digital dilakukan pada alur bisnis sejak awal hingga akhir (end-to-end process).
"Supply chain yang dilakukan saat ini telah memanfaatkan teknologi digital. Tujuannya untuk meningkatkan lifting migas, memitigasi unplanned shutdown dan loss production," ujar Erry.
Sementara, di sektor pengolahan dan petrokimia, peran digitalisasi dimanfaatkan Pertamina untuk manajemen infrastruktur proyek, pengelolaan minyak mentah, pengelolaan produk, dan pengelolaan kilang.
Adapun untuk sektor pemasaran dan distribusi, Pertamina telah menjalankan digitalisasi SPBU, salah satunya melakukan otomasi pemesanan dan pemantauan pengiriman BBM sehingga ketersediaan stok BBM di SPBU lebih terjamin.
Bahkan, menurut Erry, transformasi digital juga diterapkan di aspek terkecil seperti pengaturan dinas pekerja Pertamina.
Saat ini, aktivitas perjalanan dinas untuk 35 ribu pekerja Pertamina Group dapat dipantau secara real time oleh manajemen menggunakan aplikasi digital travel management sehingga terlihat transparansi dari aktivitas masing-masing pekerja.
"Untuk mendukung kompetensi SDM dalam pemanfaatan teknologi ini, Pertamina memiliki komunitas MITA (Pertamina Digital) sebagai upaya untuk meningkatkan peran digital di dalam perusahaan," ujar Erry.