Rabu 27 Sep 2023 14:35 WIB

Ekonom Nilai Pemilu 2024 Berpotensi Tingkatkan Konsumsi Domestik

Total alokasi anggaran pemilihan umum (pemilu) dari 2022-2024 sebesar Rp 70,6 triliun

Red: Lida Puspaningtyas
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak saat Jogokariyan Pemilu Duluan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Kamis (18/5/2023). Jogokariyan Pemilu Duluan merupakan pemungutan suara untuk memilih pengurus takmir masjid periode 2023-2027 yang diadakan setiap empat tahun sekali. Sebanyak 2.150 jamaah warga Jogokariyan dan jamaah non warga akan memilih tujuh calon pengurus dari 18 calon yang mendaftar. Setiap warga berhak memilih tiga pilihan calon yang mendaftar.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak saat Jogokariyan Pemilu Duluan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Kamis (18/5/2023). Jogokariyan Pemilu Duluan merupakan pemungutan suara untuk memilih pengurus takmir masjid periode 2023-2027 yang diadakan setiap empat tahun sekali. Sebanyak 2.150 jamaah warga Jogokariyan dan jamaah non warga akan memilih tujuh calon pengurus dari 18 calon yang mendaftar. Setiap warga berhak memilih tiga pilihan calon yang mendaftar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menilai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan berdampak terhadap pertumbuhan konsumsi domestik hingga alokasi belanja negara.

“Saya memperkirakan alokasi belanja akan lebih tinggi dan dampak tambahan terhadap konsumsi juga akan lebih tinggi,” kata Dian dalam diskusi virtual oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) di Jakarta, Rabu (27/9/2023).

Baca Juga

Menurut Dian, berbeda dengan pemilu pada tahun-tahun sebelumnya, Pemilu 2024 diprediksi akan lebih berdampak positif terhadap ekonomi karena cakupan yang lebih luas.

Pemilu 2024 akan diselenggarakan mencakup pemilihan presiden (pilpres), pemilihan legislatif (pileg), serta pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak.

Dian menilai pemilu yang lalu hanya mempunyai sedikit dampak positif terhadap pertumbuhan konsumsi karena krisis global yang pada saat itu menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

“Kita sedang mengalami (pada saat itu) perang dagang, Taper Tantrum, serta gejolak pada pemilu sebelumnya (Pemilu 2019) sehingga terdapat dampak yang beragam secara global,” ujarnya.

Adapun Taper Tantrum merupakan keadaan gejolak ekonomi ketika bank sentral Amerika serikat memperketat kebijakan moneternya.

Lebih lanjut, Dian berpendapat bahwa pemilu juga mempunyai potensi dampak terhadap investasi. Bercermin pada pemilu-pemilu sebelumnya, laju investasi Indonesia sedikit terhambat karena sikap para investor yang cenderung menunggu atau 'wait and see'.

Hal tersebut bukan hal yang mustahil terjadi lagi pada Pemilu 2024. Ia menyampaikan bahwa pada semester I 2023, belum terlihat adanya moderasi pada sektor investasi. Namun, menjelang kuartal III 2023, telah terlihat adanya moderasi pada pertumbuhan kredit dan simpanan.

“Ada banyak alasan yang jelas, salah satu alasan (moderasi investasi), yaitu memburuknya kinerja perdagangan dari sisi pendanaan hingga berkurangnya potensi pertumbuhan yang masuk ke pasar domestik,” kata Dian.

Dalam diskusi, Dian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,04 persen serta akan mencapai 5,1 persen pada 2024.

Pada kesempatan yang sama, tenaga ahli Kementerian Keuangan RI Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Kiki Verico menyampaikan bahwa Pemilu 2024 akan memiliki dampak positif terhadap ekonomi negara, secara spesifik terhadap sektor konsumsi.

"Jadi, saya yakin pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Saya yakin pemilu akan berjalan lancar di momentum demokrasi ini," kata Kiki.

Sebelumnya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, total alokasi anggaran pemilihan umum (pemilu) dari 2022-2024 sebesar Rp 70,6 triliun.

Anggaran tersebut diberikan secara bertahap, pada tahun 2022 tercatat anggaran pemilu sebesar Rp 3,1 triliun, pada 2023 sebesar Rp 30 triliun, serta pada 2024 sebesar Rp 37,4 triliun. Bendahara negara tersebut memerinci realisasi anggaran pemilu tahun ini sampai dengan 19 September mencapai Rp 14 triliun atau 30 persen dari pagu anggaran yang sebesar Rp 46,7 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement