REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menerjunkan tim pemadaman jalur darat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian membesar di Gunung Lawu, tepatnya di area petak 40, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Lawu Utara, Desa Giri Mulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, pengiriman tim pemadam tersebut sebagai respons cepat atas kobaran api yang makin membesar di area petak 40.
"Api kian membesar di area petak 40, pada Jumat (29/9/2023) malam, Sabtu pagi (30/9/2023) tim pemadam berangkat," ujarnya.
Menurut dia, puluhan personel tim BPBD Jatim langsung bergabung dengan Tim BPBD Ngawi, Tim BPBD Madiun Raya, TNI- Polri, Tim Cabdin Dishut Jatim, Tim Perhutani, KPH Lawu, LMDH, dan sejumlah relawan yang turut berjibaku melakukan penanganan kobaran api.
"Hingga Sabtu (30/9) sore, sekitar 30 hektare area lahan hutan di wilayah KPH Lawu Utara diprediksi terdampak karhutla kali ini. Dan sekitar 217 personil gabungan yang turut berjibaku dalam kegiatan pemadaman kobaran api," kata dia.
Oleh karena itu, guna mendukung kegiatan pemadaman jalur darat, pihaknya juga memberikan dukungan logistik berupa tas karhutla BNPB sebanyak 60 paket, makanan rendang siap saji 30 dus, tambahan gizi biskuit 30 dus, tambahan gizi koktail lima dus, dan tambahan gizi kacang hijau sejumlah lima dus.
Gatot menjelaskan, upaya pemadaman api karhutla Gunung Lawu kali ini terkendala medan yang curam, angin yang kencang, dan sarana prasarana yang terbatas.
"Sebagai upaya menghambat laju api, Tim gabungan pemadaman jalur darat telah membuat ilaran untuk menyekat laju api agar tidak meluas. Sebab, kobaran api karhutla saat ini telah mengarah pada petak 49, yang masuk wilayah Magetan," katanya.
Selain itu, sebagai langkah antisipasi dan percepatan, dirinya juga telah berkoordinasi dengan Tim BNPB guna perlunya penanganan karhutla melalui jalur udara alias water bombing.
"Saat ini kami terus melakukan pemantauan perkembangan di lokasi. Apakah perlu penanganan dengan water bombing atau cukup melalui jalur darat," jelsa Gatot.
Tak hanya itu, pihaknya juga menugaskan tim pemantau yang berlokasi di Desa Jogorogo dan Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, untuk melakukan pemantauan perkembangan kobaran api di lokasi.