REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Seorang imam memiliki tanggung jawab besar atas sholat berjamaah yang dipimpinnya. Oleh karena itu, imam harus benar-benar memperhatikan syarat sah dan rukun-rukun dalam sholat. Termasuk juga memperhatikan adab-adab dalam sholat. Apa saja:
Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah merinci beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh imam saat sholat berjamaah.
1) Jangan tergesa-gesa takbir
Seorang imam tidak boleh terburu-buru atau tergesa-gesa melakukan takbiratul ihram untuk masuk sholat. Sebelum Takbiratul ihram, imam seyogianya memperhatikan dulu shaf makmumnya. Bila telah beres, barulah masuk takbiratul ihram dengan mengeraskan suaranya. Begitu juga imam hendaknya mengeraskan suara ketika mengucap takbir pada setiap perpindahan gerakan sholat. Sedangkan bagi makmum tidak perlu keras-keras atau cukup terdengar oleh diri sendiri saja.
ولا يكبر ما لم يفرغ المؤذن من الإقامة ، وما لم تستو الصفوف ، ويرفع صوته بالتكبيرات ، ولا يرفع المأموم صوته إلا قدر ما يسمع نفسه.
Artinya: Janganlah kamu ber-takbiratul ihram selagi belum selesai muadzin mengumandangkan iqamah, dan jangan takbiratul ihram selagi belum lurus shaf sholat, dan hendaknya mengeraskan suara dalam setiap takbir, dan makmum tidak perlu mengeraskan suaranya kecuali sekedar bisa memperdengarkan kepada dirinya sendiri.
2) Berniat sholat berjamaah sebagai imam
Seorang yang menjadi imam harus berniat sebagai imam dalam sholat berjamaah. Dengan begitu, maka akan memperoleh keutamaan sholat berjamaah. Di mana diketahui bahwa keutamaan sholat berjamaah adalah dua puluh tujuh derajat.
وينوي الإمامة لينال الفضل. فإن لم ينو ، صحت صلاة المأمومين إذا نووا الاقتداء به ، ونالوا فضل القدوة.
Artinya: Hendaklah seorang imam niat shalat menjadi/sebagai imam karena agar mendapatkan keutamaan sholat berjamaah. Apabila imam tidak menyebut niat sebagai imam, sholat jamaahnya tetap sah asal jamaah juga niat menjadi makmum kepada imam. Dan jamaah pun memperoleh keutamaan menjadi makmum.