REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten, Ujat Sudrajat menyebutkan, masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih di 12 kecamatan terus meluas seiring dengan musim kemarau panjang sebagai dampak El Nino. "Dari 12 kecamatan yang kita data terdampak kekeringan, saat ini wilayah atau titik dan lokasinya mengalami perluasan krisis air bersih," katanya di Tangerang, Senin (2/10/2023).
Menurut dia, berdasarkan data dari 12 wilayah kecamatan yang sudah mengalami krisis air bersih itu, dalam satu desanya di lingkup kecamatan sampai 200 kepala keluarga (KK). Sehingga, jika di total secara keseluruhan warga yang terdampak mencapai 2.000 sampai 3.000 KK. "Itu terlihat dari peningkatan permintaan air bersih secara intens per harinya ke BPBD. Dalam satu hari itu kita bisa kirim 10 tangki air ke warga," ujarnya.
Ia menyatakan, kondisi kemarau dan kekeringan akibat fenomena EL Nino ini menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berlangsung September-November 2023.
BPBD Kabupaten Tangerang, kata dia, mengoptimalkan pendistribusian air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan tersebut. "Kita sekarang tetap laksanakan pendistribusian air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Baik itu dibantu PDAM, PMI dan instansi terkait lainnya," katanya.
Ia mengungkapkan, untuk wilayah yang saat ini menjadi perhatian lebih dalam kekurangan air bersih, yakni Kecamatan Tigaraksa, Curug, Legok, Kronjo dan Pakuhaji.
Dia juga menambahkan, seiring meluasnya daerah yang terdampak kekeringan tersebut, maka BPBD Kabupaten Tangerang akan memperpanjang status tanggap darurat bencana kekeringan di daerahnya itu. "Iya, nanti kita rencana mau perpanjang. Tapi, menunggu surat dari Pj Bupati Tangerang dulu untuk bisa diperpanjang itu," kata dia.