REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengantisipasi gerakan tanah atau longsor di sejumlah wilayah di Jakarta khususnya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada Oktober 2023. BPBD DKI Jakarta telah menyusun potensi gerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.
"Wilayah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah pada Oktober 2023 adalah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur," kata Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (2/10/2023).
Isnawa menyebutkan, wilayah Jakarta Selatan yang berpotensi longsor berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yakni Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
"Kemudian, Jakarta Timur meliputi wilayah Cipayung, Kramat Jati dan Pasar Rebo," kata Isnawa.
Adapun sebagian wilayah yang berpotensi longsor tersebut berada di zona menengah dan zona tinggi. Zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Sementara, pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Karena itu, BPBD DKI Jakarta mengimbau lurah, camat dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.
"Khususnya bagi yang tinggal berbatasan pada sekitaran sungai atau yang berada di lereng. Peringatan dini ini rutin kami informasikan setiap bulan kepada masyarakat berdasar sumber dari PVMBG," ujar Isnawa.